Contoh Menganalisis Unsur Di Dalam Puisi

Mengapresiasikan puisi bermacam-macam, misalnya membuat parafrase, deklamamsi atau membuat ulasan. Untuk lebih jelalsnya perhatikan apresiasi puisi dibawah ini.

Contoh Menganalisis Unsur Di Dalam Puisi

Perempuan-perempuan Perkasa
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
dari manakah mereka


Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
Sebelum pluit kereta pagi terjaga,
Sebelum hari bermula dalam pesta kerja
Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta,
ke manakah mereka


Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
Merebut hidup di pasar-pasar kota
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
siapakah mereka


Mereka ialah ibu-ibu yang perkasa
Akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

(Hartoyo Andangjaya)
Contoh Menganalisis Unsur Di Dalam Puisi
Contoh Menganalisis Unsur Di Dalam Puisi

Setelah membaca dan menghayati puisi di atas, kita dapat mengungkapkan kesan betapa gigihnya perjuangan hidup wanita-wanita pedesaan, sehingga disebutnya sebagai “perempuan-perempuan perkasa”. Mereka dating dari tempat yang jauh pada saat hari masih gelap. Mereka pekerja-pekerja yang gigih dan keras kehidupannya, yang diungkapkan dengan “di atas roda-roda baja”. Mereka berjuang mati-matian untuk menghidupi keluarga, menghidupi desanya. Kerasnya perjuangan diungkapkan dengan “Merebut hidup”.

Penggunanan majas dalam puisi ini dapat kita temukan antara lain, majas personifikasi yaitu:
  1. peluit kereta api terjaga;
  2. hari bermula dalam pesta kerja.
Majas metafora yaitu:
  1. mereka adalah akar yang melata;
  2. mereka: cinta kasih bergerak.
Agar Anda lebih terampil mengungkapkan unsur lainnya, baca dan hayatilah puisi berikut ini.

c. Rangkuman

d. Tugas
Bacalah puisi Chairil Anwar berjudul “Senja di Pelabuhan Kecil”, kemudian apresiasikanlah!
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat : Sri Ayali

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua pada cerita
tiang serta temali, kapal, perahu tiada berlaut
mengembus diri dalam percaya mau berpaut.


Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air, tidur hilang ombak.


Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap.
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

(Chairil Anwar)


Baca dan hayatilah puisi di bawah ini!
Kepada Peminta-minta
Baik-baik, aku akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dari segala dosa.
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku


Jangan lagi kau bercerita
Sudah tercacar semua di muka
Nanah meleleh dari muka
Sambil berjalan kau usap juga


Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang
Menetes dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah


Mengganggu dalam mimpiku
Mengempas aku di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengamuk di telingaku

(Chairil Anwar)

e. Test Formatif
Setelah membaca dan menghayati puisi di atas, jawablah pertanyaanpertanyaan berikut ini dengan singkat.
  1. Apa tema puisi di atas? …………………………
  2. Makna apa yang terkandung dalam bait pertama puisi di atas? …………………………
  3. Dari kutipan puisi bait ke 2 di atas terungkap kesan? …………………………
  4. Siapa yang dimaksud oleh penyair dengan “Dia”? …………………………
  5. Mengapa ia akan menghadap “Dia”?…………………………
  6. Mengapa penyair tidak mau ditentang dan tak mau mendengar cerita itu lagi? ………………………
  7. Siapa yang dimaksud “kau”? …………………………
  8. Apa yang mengganggu dalam mimpinya? …………………………
  9. Gaya bahasa apa yang paling menonjol diungkapkan penyair dalam puisi di atas? …………………………
  10. Apakah Anda telah mendiskusikan puisi di atas? Ungkapkan simpulan isi puisi Anda setelah berdiskusi! ………………………… 

Kunci Jawaban Tugas ada di bawah 


















f. Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Tugas Menganalisis Unsur Di Dalam Puisi
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat : Sri Ayali
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua pada cerita
tiang serta temali, kapal, perahu tiada berlaut
mengembus diri dalam percaya mau berpaut.


Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air, tidur hilang ombak.


Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap.
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

(Chairil Anwar)

Apresiasi
Setelah gagal menggapai cinta Sri Aryati, Chairil tidak akan mencari cinta lagi, di hatinya tidak ada lagi cinta. Ia putus asa, tidak lagi harapan. Hidupnya yang tak lagi punya gairah (lihat bait kedua baris keempat), hidupnya sebatang kara serta sangat sedih. Tangis hatinya sampai terdengar dari pantai keempat, tempat yang amat jauh.

Tema: putus asa kehilangan cinta
Rima/persajakannya: ada pada bunyi akhir tiap larik
Diksi/pilihan kata:
  • pilihan kata penyair berhasil menghidupkan suasana dengan gambaran yang dalam sehingga memancarkan keindahan (lihat bait tiga baris kedua dan baris keempat: sedu penghabisan bisa terdekap);
  • penggambaran malam yang semakin gelap dan air laut yang tenang (lihat bait kedua baris keempat).
Kunci Jawaban Test Formatif Menganalisis Unsur Di Dalam Puisi
1. Berserah diri kepada Tuhan atas segala dosa
2. Manusia tidak ingin ditentang bila ingin menghadap Tuhan
3. Kenyataan tidak mungkin dihindari
4. Tuhan
5. Untuk berserah diri karena merasa berdosa
6. Karena penyair tidak tahan melihat penderitaan peminta-minta
7. Pengemis
8. Kehidupan pengemis yang penuh derita
9. Gaya bahsa hiperbola (yang melebih-lebihkan)
  • Bersuara tiap kau melangkah
  • Mengerang tiap kau memandang
  • Sudah tercacah semua di muka.
10. Penyair merasa berdosa melihat penderitaan peminta-minta yang tampak dari wajahnya dan setiap langkahnya, tetapi penyair tidak dapat berbuat banyak kecuali pasrah pada “Dia”.

Sekian pembahasan mengenai Contoh Menganalisis Unsur Di Dalam Puisi semoga bermanfaat.