Contoh Gambar atau Skema Standar Tata Nama Sistem Jaringan Irigasi dan Bangunan Air - Pada pembahasan materi Agro, Irigasi dan Drainase kali ini akan membahas mengenai tata nama-nama sistem jaringan atau saluran irigasi dan bangunan air dan juga Contoh Denah atau Gambar dari Daerah Irigasi, Jaringan Irigasi Primer, Tersier, Kuarter, Jaringan Pembuang, untuk lebih jelasnya dapat disimak dalam penjelasan berikut ini!
Untuk pemberian nama-nama bangunan utama berlaku peraturan yang sama seperti untuk daerah irigasi, misalnya bendung elak Cikoncang melayani D.I Cikoncang.
Sebagai contoh, lihat diatas. Bendung Barang merupakan salah satu dari bangunan-bangunan utama di sungai Dolok. Bangunan-bangunan tersebut melayani daerah Makawa dan Lamogo, keduanya diberi nama sesuai dengan nama-nama desa utama di daerah itu.
Saluran irigasi primer/sekunder dibagi menjadi ruas-ruas yang berkapasitas sama. Misalnya, RS2 adalah ruas saluran sekunder Sambak (S) antara bangunan sadap BS1 dan BS 2. Bangunan pengelak atau bagi adalah bangunan terakhir di suatu ruas. Bangunan itu diberi nama sesuai dengan ruas hulu tetapi huruf R (ruas) diubah menjadi B (Bangunan). Misalnya BS2 adalah bangunan pengelak di ujung ruas RS 2.
Bangunan-bangunan yang ada di antara bangunan-bangunan bagi sadap seperti gorong-gorong, jembatan, talang bangunan terjun, diberi nama sesuai dengan nama ruas di mana bangunan tersebut terletak juga mulai dengan huruf B (Bangunan), lalu diikuti dengan huruf kecil sedemikian sehingga bangunan yang terletak di ujung hilir mulai dengan "a" dan bangunan-bangunan yang berada lebih jauh di hilir memakai hurut b, c, dan seterusnya.
Sebagai contoh BS2b adalah bangunan kedua pada ruas RS2 di saluran Sambak terletak antara bangunan-bangunan bagi BS 1 dan BS 2.
Pembuang sekunder pada umumnya berupa sungai atau anak sungai yang lebih kecil. Beberapa di antaranya sudah mempunyai nama yang tetap bisa dipakai, jika tidak sungai atau anak sungai tersebut akan ditunjukkan dengan sebuah huruf bersama-sama dengan nomor seri. Nama-nama ini akan diawali dengan huruf d (d = drainase).
Pembuang tersier adalah pembuang kategori terkecil dan akan dibagi menjadi ruas-ruas dengan debit seragam, dan masing-masing diberi nomor. Masing-masing petak tersier akan mempunyai nomor seri sendiri-sendiri. Gambar diatas adalah contoh sistem tata nama untuk saluran pembuang.
Sekian pembahasan materi mengenai Tata Nama-nama Sistem Jaringan atau Saluran Irigasi dan Bangunan Air dan juga Contoh Denah atau Gambar dari Daerah Irigasi, Jaringan Irigasi Primer, Tersier, Kuarter, Jaringan Pembuang, semoga dapat mudah dimengerti dan membantu sobat dalam belajar.
Contoh Gambar atau Skema Standar Tata Nama Sistem Jaringan Irigasi dan Bangunan Air
Standar Tata Nama
Nama-nama yang diberikan untuk saluran-saluran irigasi dan pembuang, bangunan-bangunan dan daerah irigasi harus jelas dan logis. Nama yang diberikan harus pendek dan tidak mempunyai tafsiran ganda (ambigu). Nama-nama harus dipilih dan dibuat sedemikian sehingga jika dibuat bangunan baru kita tidak perlu mengubah semua nama yang sudah ada.Daerah Irigasi
Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan nama daerah setempat, atau desa penting di daerah itu, yang biasanya terletak dekat dengan jaringan bangunan utama atau sungai yang airnya diambil untuk keperluan irigasi. Contohnya adalah Daerah Irigasi Jatiluhur atau Daerah irigasi Cikoncang. Jika ada dua pengambilan atau lebih, maka daerah irigasi tersebut sebaiknya diberi nama sesuai dengan desa-desa terkenal di daerah-daerah layanan setempat .Standar Tata Nama Skema Irigasi |
Untuk pemberian nama-nama bangunan utama berlaku peraturan yang sama seperti untuk daerah irigasi, misalnya bendung elak Cikoncang melayani D.I Cikoncang.
Sebagai contoh, lihat diatas. Bendung Barang merupakan salah satu dari bangunan-bangunan utama di sungai Dolok. Bangunan-bangunan tersebut melayani daerah Makawa dan Lamogo, keduanya diberi nama sesuai dengan nama-nama desa utama di daerah itu.
Jaringan Irigasi Primer
Saluran irigasi primer sebaiknya diberi nama sesuai dengan daerah irigasi yang dilayani, contoh, saluran primer Makawa. Saluran sekunder sering diberi nama sesuai dengan nama desa yang terletak di petak sekunder. Petak sekunder akan diberi nama sesuai dengan nama saluran sekundernya. Sebagai contoh saluran sekunder Sambak mengambil nama desa Sambak yang terletak di petak sekunder Sambak.Contoh Standar Sistem Tata Nama Bangunan Irigasi |
Bangunan-bangunan yang ada di antara bangunan-bangunan bagi sadap seperti gorong-gorong, jembatan, talang bangunan terjun, diberi nama sesuai dengan nama ruas di mana bangunan tersebut terletak juga mulai dengan huruf B (Bangunan), lalu diikuti dengan huruf kecil sedemikian sehingga bangunan yang terletak di ujung hilir mulai dengan "a" dan bangunan-bangunan yang berada lebih jauh di hilir memakai hurut b, c, dan seterusnya.
Sebagai contoh BS2b adalah bangunan kedua pada ruas RS2 di saluran Sambak terletak antara bangunan-bangunan bagi BS 1 dan BS 2.
Jaringan Irigasi Tersier
Petak tersier diberi nama seperti bangunan sadap tersier dari jaringan utama. Misalnya petak tersier S1 ki mendapat air dari pintu kiri bangunan bagi BS 1 yang terletak di saluran, contoh pada saluran Sambak.- Ruas-ruas saluran tersier diberi nama sesuai dengan nama boks yang terletak di antara kedua boks, misalnya (T1 - T2), (T3 - K1).
- Boks Tersier diberi kode T, diikuti dengan nomor urut menurut arah jarum jam, mulai dari boks pertama di hilir bangunan sadap tersier: T1, T2 dan sebagainya.
Petak Kuarter
Contoh Sistem Tata Nama Petak Rotasi dan Kuarter |
- Petak kuarter diberi nama sesuai dengan petak rotasi, diikuti dengan nomor urut menurut arah jarum jam. Petak rotasi diberi kode A, B, C dan seterusnya menurut arah jarum jam.
- Boks kuarter diberi kode K, diikuti dengan nomor urut menurut arah jarum jam, mulai dari boks kuarter pertama di hilir boks tersier dengan nomor urut tertinggi: K1, K2 dan seterusnya.
- Saluran irigasi kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter yang dilayani tetapi dengan huruf kecil, misalnya a1,a2 dan seterusnya.
- Saluran pembuang kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter yang dibuang airnya, menggunakan huruf kecil diawali dengan dk, misalnya dka, dka2 dan seterusnya. Saluran pembuang tersier, diberi kode dt1, dt2 juga menurut arah jarum jam.
Jaringan Pembuang
Setiap pembangunan jaringan irigasi dilengkapi dengan pembangunan jaringan drainase yang merupakan satu kesatuan dengan jaringan irigasi yang ber-sangkutan. Pada umumnya pembuang primer berupa sungai alamiah, yang kesemuanya akan diberi nama. Apabila ada saluran pembuang primer baru yang akan dibuat, maka saluran itu harus diberi nama tersendiri. Jika saluran pembuang dibagi menjadi ruas-ruas, maka masing-masing ruas akan diberi nama, mulai dari ujung hilir.Pembuang sekunder pada umumnya berupa sungai atau anak sungai yang lebih kecil. Beberapa di antaranya sudah mempunyai nama yang tetap bisa dipakai, jika tidak sungai atau anak sungai tersebut akan ditunjukkan dengan sebuah huruf bersama-sama dengan nomor seri. Nama-nama ini akan diawali dengan huruf d (d = drainase).
Contoh sistem tata nama saluran pembuang |
Pembuang tersier adalah pembuang kategori terkecil dan akan dibagi menjadi ruas-ruas dengan debit seragam, dan masing-masing diberi nomor. Masing-masing petak tersier akan mempunyai nomor seri sendiri-sendiri. Gambar diatas adalah contoh sistem tata nama untuk saluran pembuang.
Sekian pembahasan materi mengenai Tata Nama-nama Sistem Jaringan atau Saluran Irigasi dan Bangunan Air dan juga Contoh Denah atau Gambar dari Daerah Irigasi, Jaringan Irigasi Primer, Tersier, Kuarter, Jaringan Pembuang, semoga dapat mudah dimengerti dan membantu sobat dalam belajar.