MELAKUKAN PEKERJAAN PON, RIL dan EMBOSS - Usaha pon, ril, dan emboss banyak ditemui di industri rumah tangga (home industri), karena pelaksanaan pekerjaannya tidak memerlukan modal yang besar. Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian dan ketekunan karena keterlibatan tenaga manusia dalam menghasilkan produknya masih cukup dominan, terlebih jika yang digunakan mesin yang masih manual atau semi otomatis, seperti hand press atau mesin degel yang belum mempunyai unit pengambilan kertas. Mesin cetak silinder juga sering digunakan untuk melakukan pekerjaan jenis ini.
Acuan cetak pon (lihat gambar 1) yang sudah jadi diletakkan pada bantalan/ fudamen mesin degel, lakukan penyetelan kedudukan dan kerataan tekanan cetak. Selanjutnya lakukan cetak coba, jika hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan, lakukan proses pengeponan (gambar 2).
Dalam proses pengeponan usahakan kertas jangan tertebuk rangkap, karena akan menyebabkan kertas tidak terpotong sempurna, dan juga dapat menyebabkan pisau pon cepat rusak. Acuan pisau pon yang sudah selesai digunakan, tapi ada kemungkinan digunakan lagi, lakukan pelumasan seperlunya pada mata pisaunya. Hal ini mencegah terjadinya karat dan tumpulnya pisau karena lama tidak digunakan. Hindarkan terjadinya benturan pada pisau, yang dapat mengakibatkan pisau luka atau gompil/gompal sehingga kertas tidak dapat terpotong, karena luka pada pisau tersebut.
Setelah selesai melakukan pengeponan dan ril dengan mesin langkah berikutnya adalah melipat secara manual sesuai dengan pon dan ril yang terbentuk, lihat pada gambar!
Mengelem hasil pon secara manual dan mesin
Bentuk/ hasil pon tidak selamanya memotong putus kertas. Teknik mencetak pon juga melukai/ melubangi pinggiran cetakan, tujuannya adalah untuk memperkuat ikatan lem agar tidak mudah lepas, khususnys pada kertas tebal (karton/ duplek). Dengan adanya lubang-lubang berbentuk garis-garis terputus, memungkinkan lem bisa masuk kesela-sela kertas. Hal ini dapat dilihat pada pembungkus obat, makanan, mainan, dan lain sebagainya. Untuk kertas tipis tidak perlu melakukan pelubangan pada bagian yang akan dilem, misalnya dalam pembuatan amplop.
Menurut fungsinya amplop penting sebagai alat pelindung surat dan benda-benda kecil lainnya yang tidak berat. Dalam segi kerahasian sebagai pengaman, penyimpanan rahasian terjamin. Ditunjau dari segi estetika apabila penyimpanaan surat itu tersampul pertanda lebih hormat sebaagi tatakrama sopan santun. Lebih-lebih bila yang kita beri surat itu lebih tua atau lebih jabatannya. Dalam pemakaian sehari-hari memang ada yang tutup amplop itu tidak dilem atau terbuka.
Cara mengelem pinggiran amplop manual
Cara mengelem pinggiran amplop tidak dikerjakan secara lembar demi lembar pada waktu memoles lemnya. Apabila kita akan membuat amplop yang jumlahnya banyak bagi kita perlu mengejar waktu. Untuk pengeleman pinggir amplop agar mendapat hasil yang lebih cepat dan praktis mengerjakannya, adalah dengan menyusun lembaran-lembaran amplop yang telah dilipat tadi dengan cara penyusunan menurun. Setiap jalur susunan amplop yang akan dipoles dengan lem sebanyak 15 atau 20 lembar amplop, dijajarkan berhimpitan menurut batas yang akan dilem. Cara ini hanya untuk mengelem amplop surat pada bagian tutup bawahnya saja.
Cara memoleskan kuas lem harus satu jalan, tidak boleh dibolak-balik berlawanan arah, kuas lem dipoleskan dari hadapan kita menuju ke arah luar. Waktu mengelem harus diberi alas kertas yang tidak terpakai, dan amplop bagian atas juga harus menggunakan tutup penghalang lem, kondisi lem harus cair supaya rata dipoleskan. Setelah dipoles dengan kuas baru direkatkan menjadi bentuk amplop dan cara mengerjakannya satu per satu, lalu ditekan lipatannya dengan tulang pelipat atau setelah disusun dan diband lalu dipres gunanya untuk menghilangkan udara yang berada didalam lipatan amplop. Agar lebih jelas kita ulangi, bahwa setelah dilem susunan amplop yang berhimpitan tadi lalu ambil satu-satu kemudian dilipat dan direkatkan lemnya.
Cara menyimpan amplop yang baru dilem, harus bertebaran, maksudnya agar cepat kering kena angin atau disusun pada rak khusus agar amplop cepat kering. Setelah amplop-amplop kering, segera disusun kira-kira 10 atau 15 amplop lalu ditekan lagi lipatannya. Begitu lipatannya rapi lalu disusun dan dihitung sebanyak dalam jumlah tertentu dan diikat dengan kertas (diban) kemudian dipres siap untuk dikemas.
Mengelem dengan menggunakan mesin
Produk yang dalam jumlah yang sangat besar dan dituntut pengerjaan yang cepat dan menuntut ketepatan dan ketelitian yang tinggi, sulit rasanya untuk dikerjakan manusia. Langkah yang tepat adalah dikerjakan dengan menggunakan mesin packaging yang memang diperuntukkan untuk ril, pon, melipat dan sekaligus melakukan pengeleman.
Lem yang digunakan untuk merekatkan, biasanya dalam bentuk pasta atau cair yang mempunyai daya rekat yang kuat, karena harus mengikuti kecepatan mesin. Hasil dari pengeleman dengan mesin, langsung bisa digunakan untuk mengemas, misalnya pengeleman kemasan pasta gigi, obat, makanan, dan sebagainya.
Pekerjaan ril tidak melukai seperti pon, tapi menekan pada bagian yang akan dilipat dengan acuan sehingga memudahkan untuk melakukan pelipatan. Disamping untuk mendapatkan hasil yang rapi, dengan melakukan ril terlebih dahulu kertas tidak akan rusak pada bagaian yang dilipat. Terutama pada karton cetak seni yang dilicinkan, pengerilan sangat diperlukan, untuk menghindarkan pecahnya lapisan kapur waktu melipat.
Melipat karton tebal, meskipun telah diril hanya akan berhasil baik bila arah serat sejajar dengan lipatan untuk membuat garis lekuk tergantung dari tebal karton, diperlukan garis kuningan jenis halus atau jenis tebal dari 2 point, dipasangkan lebih panjang dari pada panjang lipatan. Untuk garis ril yang panjang bisa dipotongkan dari garis baja setebal 2 point. Garis-garis ini diatur dalam bingkai diatas meja penutup. Jarak garis satu dengan lainnya reglat, besarnya jarak antara garis ditepatkan sesuai dengan contoh, ruang-ruang kosong diluar garis dipenuhi dengan wit-wit aluminium dan wit besi, kemudian dipasang kunci penutup. Rongga-rongga kecil diisi refletinterlini dan karton kemudian acuan dikunci dan dimasukkan ke mesin cetak.
Untuk memperoleh gambar-gambar ini, model yang telah diproses menjadi film maka proses selanjutnya adalah pengetsaan dengan bahan-bahan kimia dan peralatan mesin frais. Acuan cetak yang dibutuhkan terdiri dari 2 klise yaitu stempel (gambar yang melekuk kedalam disebut juga klise betina) dan Patris (gambar yang menonjol disebut juga klise jantan), lihat pada gambar. Cetak emboss atau pengepringan disebut juga cetak relief, disebut juga cetak timbul dan mempunyai nama lain yaitu cetak buta, karena tidak menggunakan rol tinta atau tanpa penintaan.
Klise betina (stempel-nya) yang mempunyai gambar lekuk ke dalam dibuat pada sebilah lempengan papan kayu yang sebelumnya dibuat gambar diatas papan tersebut. Kemudian gambar itu dikerat atau dipahat sehingga membentuk suatu acuan cetak dengan gambar yang melekuk ke dalam. Dengan memperbaiki cungkilancungkilan kayu melalui pahatan-pahatan yang diperhalus maka sudah siaplah acuan cetak betina atau stempel, yaitu salah satu acuan cetak untuk pekerjaan emboss.
Untuk selanjutnya maka kita akan menyiapkan patris atau cetakan lawan dari acuan cetak betina ini yang disebut juga sebagai acuan cetak jantan. Untuk mempersiapkan acuan cetak jantan, maka terlebih dahulu membersihkan degel dengan spiritus. Selanjutnya dengan perekat yang mengandung sedikit air direkatkan karton manila setebal ± ½ mm, ukurannya lebih besar sedikit daripada stempelnya pada degel. Dua bagian kapur batu (gips) dan tig bagian kapur diaduk, lalu dicampurkan larutan gom arab kedalam adukan, sehingga terjadi campuran seperti bubur yang cukup kental. Lapisan campuran itu kira-kira setebal 3 mm diratakan diatas karton.
Semuanya itu kemudian ditutup dengan kertas utra dan dioles sedikit minyak untuk mencegah bubur menempel pada stempel. Klise betina ditutup pada bingkai dan dicetakkan tepat pada lapisan bubur dengan tekanan cetak berangsur-angsur dari tekanan ringan ke tekanan cetak berangsur-angsur dari tekanan ringan ke tekanan berat.
Dalam pada itu bubur yang ditutup dengan kertas sutra tadi tertekan ke dalam bagian-bagian stempel yang mendalam dan terbentuklah suatu gambar cetak lawan (patris) daris stempelnya. Pekerjaan ini disempurnakan dengan menambah bubur pada bagian-bagian yang kurang tajam, jangan lupa tutup lagi dengan kertas sutra, bila ketajaman sudah cukup, maka mesin didiamkan dalam keadaan mencetak dan disiamkan sampai bubur patris mengering. Bubur yang tak terpakai di pinggir-pinggir patri dibuang. Selesailah sudah pembuatan acuan cetak emboss.
Melakukan Pekerjaan Pon, Ril dan Emboss
Produk yang dihasilkan antara lain, dos snack/ makanan, amplop, stopmap, kartu kredit, kartu nama, dan sebagainya. Berikut diuraikan, teknik mencetak pon, ril, dan emboss.1. Pekerjaan Pon
Pekerjaan Pon adalah pekerjaan memotong atau mengerat kertas yang tidak mungkin dilakukan oleh mesin potong, karena bidang yang dipotong tidak beraturan atau sesuai dengan keinginan pemesan. Pekerjaan pon sering juga sebut cetak stans atau menebuk. Untuk menghasilkan pemotongan yang sempurna, proses pembuatan patern/ mal pisau pon sangat menentukan. Pembuatan acuan pisau pon diletakkan pada sebuah papan atau bingkai, acuan tebuk ini dapat dibuat dalam bentuk persegi atau bentuk berliku. Proses pembuatannya menggunakan alat pembentuk pisau pon. Garis stans (tebuk) diukur dengan penggaris augustijn. Pisau pon yang tidak tajam akan membuat potongan kertas kurang sempurna.Acuan cetak pon dan ril (gambar 1) |
Acuan cetak pon (lihat gambar 1) yang sudah jadi diletakkan pada bantalan/ fudamen mesin degel, lakukan penyetelan kedudukan dan kerataan tekanan cetak. Selanjutnya lakukan cetak coba, jika hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan, lakukan proses pengeponan (gambar 2).
Operator melakukan pengeponan dengan mesin (gambar 2) |
Dalam proses pengeponan usahakan kertas jangan tertebuk rangkap, karena akan menyebabkan kertas tidak terpotong sempurna, dan juga dapat menyebabkan pisau pon cepat rusak. Acuan pisau pon yang sudah selesai digunakan, tapi ada kemungkinan digunakan lagi, lakukan pelumasan seperlunya pada mata pisaunya. Hal ini mencegah terjadinya karat dan tumpulnya pisau karena lama tidak digunakan. Hindarkan terjadinya benturan pada pisau, yang dapat mengakibatkan pisau luka atau gompil/gompal sehingga kertas tidak dapat terpotong, karena luka pada pisau tersebut.
Setelah selesai melakukan pengeponan dan ril dengan mesin langkah berikutnya adalah melipat secara manual sesuai dengan pon dan ril yang terbentuk, lihat pada gambar!
Mengelem hasil pon secara manual dan mesin
Bentuk/ hasil pon tidak selamanya memotong putus kertas. Teknik mencetak pon juga melukai/ melubangi pinggiran cetakan, tujuannya adalah untuk memperkuat ikatan lem agar tidak mudah lepas, khususnys pada kertas tebal (karton/ duplek). Dengan adanya lubang-lubang berbentuk garis-garis terputus, memungkinkan lem bisa masuk kesela-sela kertas. Hal ini dapat dilihat pada pembungkus obat, makanan, mainan, dan lain sebagainya. Untuk kertas tipis tidak perlu melakukan pelubangan pada bagian yang akan dilem, misalnya dalam pembuatan amplop.
Menurut fungsinya amplop penting sebagai alat pelindung surat dan benda-benda kecil lainnya yang tidak berat. Dalam segi kerahasian sebagai pengaman, penyimpanan rahasian terjamin. Ditunjau dari segi estetika apabila penyimpanaan surat itu tersampul pertanda lebih hormat sebaagi tatakrama sopan santun. Lebih-lebih bila yang kita beri surat itu lebih tua atau lebih jabatannya. Dalam pemakaian sehari-hari memang ada yang tutup amplop itu tidak dilem atau terbuka.
Operator menun jukkan cetakan yang telah dipon dan di ril dengan menggunakan mesin |
Cara mengelem pinggiran amplop manual
Cara mengelem pinggiran amplop tidak dikerjakan secara lembar demi lembar pada waktu memoles lemnya. Apabila kita akan membuat amplop yang jumlahnya banyak bagi kita perlu mengejar waktu. Untuk pengeleman pinggir amplop agar mendapat hasil yang lebih cepat dan praktis mengerjakannya, adalah dengan menyusun lembaran-lembaran amplop yang telah dilipat tadi dengan cara penyusunan menurun. Setiap jalur susunan amplop yang akan dipoles dengan lem sebanyak 15 atau 20 lembar amplop, dijajarkan berhimpitan menurut batas yang akan dilem. Cara ini hanya untuk mengelem amplop surat pada bagian tutup bawahnya saja.
Cara memoleskan kuas lem harus satu jalan, tidak boleh dibolak-balik berlawanan arah, kuas lem dipoleskan dari hadapan kita menuju ke arah luar. Waktu mengelem harus diberi alas kertas yang tidak terpakai, dan amplop bagian atas juga harus menggunakan tutup penghalang lem, kondisi lem harus cair supaya rata dipoleskan. Setelah dipoles dengan kuas baru direkatkan menjadi bentuk amplop dan cara mengerjakannya satu per satu, lalu ditekan lipatannya dengan tulang pelipat atau setelah disusun dan diband lalu dipres gunanya untuk menghilangkan udara yang berada didalam lipatan amplop. Agar lebih jelas kita ulangi, bahwa setelah dilem susunan amplop yang berhimpitan tadi lalu ambil satu-satu kemudian dilipat dan direkatkan lemnya.
Cara menyimpan amplop yang baru dilem, harus bertebaran, maksudnya agar cepat kering kena angin atau disusun pada rak khusus agar amplop cepat kering. Setelah amplop-amplop kering, segera disusun kira-kira 10 atau 15 amplop lalu ditekan lagi lipatannya. Begitu lipatannya rapi lalu disusun dan dihitung sebanyak dalam jumlah tertentu dan diikat dengan kertas (diban) kemudian dipres siap untuk dikemas.
Cetakan yang telah di bentuk menjadi Dos snack |
Mengelem dengan menggunakan mesin
Produk yang dalam jumlah yang sangat besar dan dituntut pengerjaan yang cepat dan menuntut ketepatan dan ketelitian yang tinggi, sulit rasanya untuk dikerjakan manusia. Langkah yang tepat adalah dikerjakan dengan menggunakan mesin packaging yang memang diperuntukkan untuk ril, pon, melipat dan sekaligus melakukan pengeleman.
Lem yang digunakan untuk merekatkan, biasanya dalam bentuk pasta atau cair yang mempunyai daya rekat yang kuat, karena harus mengikuti kecepatan mesin. Hasil dari pengeleman dengan mesin, langsung bisa digunakan untuk mengemas, misalnya pengeleman kemasan pasta gigi, obat, makanan, dan sebagainya.
2. Pekerjaan Ril
Mengeril adalah melakukan memberi garis lekuk / ril terlebih dahulu akan diperoleh lipatan yang rata dan tajam pada macam-macam karton yang sulit untuk dilipat secara biasa.Pekerjaan ril tidak melukai seperti pon, tapi menekan pada bagian yang akan dilipat dengan acuan sehingga memudahkan untuk melakukan pelipatan. Disamping untuk mendapatkan hasil yang rapi, dengan melakukan ril terlebih dahulu kertas tidak akan rusak pada bagaian yang dilipat. Terutama pada karton cetak seni yang dilicinkan, pengerilan sangat diperlukan, untuk menghindarkan pecahnya lapisan kapur waktu melipat.
Mesin Degel dapat untuk pon, ril, dan emboss |
Melipat karton tebal, meskipun telah diril hanya akan berhasil baik bila arah serat sejajar dengan lipatan untuk membuat garis lekuk tergantung dari tebal karton, diperlukan garis kuningan jenis halus atau jenis tebal dari 2 point, dipasangkan lebih panjang dari pada panjang lipatan. Untuk garis ril yang panjang bisa dipotongkan dari garis baja setebal 2 point. Garis-garis ini diatur dalam bingkai diatas meja penutup. Jarak garis satu dengan lainnya reglat, besarnya jarak antara garis ditepatkan sesuai dengan contoh, ruang-ruang kosong diluar garis dipenuhi dengan wit-wit aluminium dan wit besi, kemudian dipasang kunci penutup. Rongga-rongga kecil diisi refletinterlini dan karton kemudian acuan dikunci dan dimasukkan ke mesin cetak.
3. Pekerjaan Emboss
Acuan cetak untuk pekerjaan ini terdiri dari 2 lempengan pelat dari baja atau kuningan setebal 16 s/d 18 mm atau bisa juga setinggi huruf (huruf Belanda tingginya 66, 047 point = ± 2, 476 cm). Bila dibuat lempengan setebal 16 mm, maka untuk menyamakan tingginya dengan tinggi huruf ditambahkan batang kayu dan karton.Bentuk klise emboss |
Klise betina (stempel-nya) yang mempunyai gambar lekuk ke dalam dibuat pada sebilah lempengan papan kayu yang sebelumnya dibuat gambar diatas papan tersebut. Kemudian gambar itu dikerat atau dipahat sehingga membentuk suatu acuan cetak dengan gambar yang melekuk ke dalam. Dengan memperbaiki cungkilancungkilan kayu melalui pahatan-pahatan yang diperhalus maka sudah siaplah acuan cetak betina atau stempel, yaitu salah satu acuan cetak untuk pekerjaan emboss.
Hasil pabrikan teknik cetak emboss |
Semuanya itu kemudian ditutup dengan kertas utra dan dioles sedikit minyak untuk mencegah bubur menempel pada stempel. Klise betina ditutup pada bingkai dan dicetakkan tepat pada lapisan bubur dengan tekanan cetak berangsur-angsur dari tekanan ringan ke tekanan cetak berangsur-angsur dari tekanan ringan ke tekanan berat.
Pengembossan dapat dilakukan dengan mesin degel |