KEGIATAN PENDUKUNG KEBERHASILAN INDUSTRI GRAFIKA - Grafika dikatakan sebagai mother of culture, karena peradaban manusia saat itu dapat diketahui karena adanya sesuatu yang tercetak. Dimulai dengan pictograph (bahasa gambar), ideograph (bahasa simbol), dan bahasa phonetic (simbol bunyi), buku yang dibuat dengan tulisan tangan, buku yang dicetak hingga sekarang ke dunia internet, semuanya berawal dari grafika.
Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia berkaitan dengan grafika dan penerbitan, antara lain : keterbatasan sumber daya manusia grafika dan penerbitan, minat baca kurang optimal (masih rendah), distribusi, daya beli masyarakat, perkembangan teknologi, pemerataan industri grafika dan penerbitan, dan arus globalisasi. Industri cetak di Indonesia dibanding dengan Negara Asia lainnya seperti Cina atau India sangat jauh tertinggal, hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Persaingan usaha yang sangat ketat segala bidang, menyebabkan perusahaan/ industri grafika harus pandai-pandai menyiasati untuk dapat menarik pelanggan sebanyak-banyaknya. Pelanggan adalah faktor terpenting agar perusahaan tersebut tetap eksis dan roda usaha tetap berjalan. Untuk mendapatkan hal tersebut suatu perusahaan seyogyanya melihat potensi yang dimiliki, baik dari level yang paling rendah ke level yang paling tinggi. Upaya pemberdayaan semua lini ini sangat dibutuhkan, jika di setiap level dapat berjalan sebagaimana mestinya, niscaya perusahaan akan berkembang dengan secara maksimal.
Perusahaan yang tidak peduli kepada pelanggannya, dapat dipastikan perusahaan tersebut akan mudah runtuh. Pengelolaan yang profesional sangat dibutuhkan, antara lain:
Tujuan keselamatan kerja ialah sebagai berikut:
a. Melindungi teriaga kerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Sebagai pedoman pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja dapat merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam lingkungan perusahaan, masalah keselamatan kerja adalah penting karena dengan lingkungan kerja yang aman, tenang dan tentram, maka orang yang bekerja akan bersemangat dan dapat bekerja secara baik sehingga hasil kerjanyapun memuaskan.
Didalam masyarakat yang sedang membangun dan salah satu aspek pembangun adalah bidang ekonomi dan sosial, maka keselamatan kerja lebih tampil kedepan lagi, dikarenakan cepatnya menerapkan teknologi dengan segala seginya. Dalam membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya manajemen yang baik, khususnya yang berkait dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Tujuan dari manajemen K3, antara lain:
Kesehatan kerja yang baik dapat membuat para karyawan merasa betah atau merasa nyaman dan terjamin kesehatannya, sehingga dapat melakukan atau melaksanakan pekerjaannya dengan baik serta di tunjang oleh keselamatan kerja yang baik pula, maka dapat dipastikan produktivitas kerja karyawan akan meningkat. Kesehatan dan keselamatan kerja yang disesuaikan dengan "sistem ergonomi" (penyesuaian beban kerja/alat kerja dengan kemampuan dan fisik pekerja), merupakan salah satu usaha untuk mencetak para buruh yang produktif dengan peningkatan SDM yang profesional dan handal.
Kegiatan Pendukung Keberhasilan Industri Grafika
Industri grafika mengisi peradaban manusia dari mulai buku, surat kabar, cetakan sekuritas, packaging, dan sebagainya.Kegiatan Pendukung Keberhasilan Industri Grafika |
Perbandingan jumlah industri cetak |
Persaingan usaha yang sangat ketat segala bidang, menyebabkan perusahaan/ industri grafika harus pandai-pandai menyiasati untuk dapat menarik pelanggan sebanyak-banyaknya. Pelanggan adalah faktor terpenting agar perusahaan tersebut tetap eksis dan roda usaha tetap berjalan. Untuk mendapatkan hal tersebut suatu perusahaan seyogyanya melihat potensi yang dimiliki, baik dari level yang paling rendah ke level yang paling tinggi. Upaya pemberdayaan semua lini ini sangat dibutuhkan, jika di setiap level dapat berjalan sebagaimana mestinya, niscaya perusahaan akan berkembang dengan secara maksimal.
Perusahaan yang tidak peduli kepada pelanggannya, dapat dipastikan perusahaan tersebut akan mudah runtuh. Pengelolaan yang profesional sangat dibutuhkan, antara lain:
- pengelolaan administrasi perkantoran dan keuangan,
- sumber daya mesin, alat, gedung, dan sebagainya,
- pengelolaan sumber daya manusianya,
- pelayanan kepada konsumen,
- kualitas, kuantitas, harga produksi/jasa, dan
- strategi pemasarannya. Pengelolaan profesional akan membawa implikasi positif bagi kemajuan perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertumbuhan dunia usaha yang semakin pesat ini, banyak perusahaan-perusahaan baru yang didirikan sehingga persaingan antar perusahaan-perusahaan sejenis semakin pesat. Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan, manusia sebagai faktor tenaga kerja dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta aktif dan bersemangat dalam melaksanakan tugas, maka sangat penting dalam memberikan perhatian pada karyawannya. Salah satu upaya untuk mewujudkan perhatian tersebut adalah diterapkannya keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan, tetapi tanpa adanya perhatian dan pemeliharaan tenaga kerja, maka tujuan-tujuan perusahaan akan terhambat.Tujuan keselamatan kerja ialah sebagai berikut:
a. Melindungi teriaga kerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Sebagai pedoman pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja dapat merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam lingkungan perusahaan, masalah keselamatan kerja adalah penting karena dengan lingkungan kerja yang aman, tenang dan tentram, maka orang yang bekerja akan bersemangat dan dapat bekerja secara baik sehingga hasil kerjanyapun memuaskan.
Didalam masyarakat yang sedang membangun dan salah satu aspek pembangun adalah bidang ekonomi dan sosial, maka keselamatan kerja lebih tampil kedepan lagi, dikarenakan cepatnya menerapkan teknologi dengan segala seginya. Dalam membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya manajemen yang baik, khususnya yang berkait dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Tujuan dari manajemen K3, antara lain:
- Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas,
- Sebagai upaya pencegahan, pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga kerja, perawatan, dan
- Mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.
Kesehatan kerja yang baik dapat membuat para karyawan merasa betah atau merasa nyaman dan terjamin kesehatannya, sehingga dapat melakukan atau melaksanakan pekerjaannya dengan baik serta di tunjang oleh keselamatan kerja yang baik pula, maka dapat dipastikan produktivitas kerja karyawan akan meningkat. Kesehatan dan keselamatan kerja yang disesuaikan dengan "sistem ergonomi" (penyesuaian beban kerja/alat kerja dengan kemampuan dan fisik pekerja), merupakan salah satu usaha untuk mencetak para buruh yang produktif dengan peningkatan SDM yang profesional dan handal.