Mengidentifikasi dan Membedakan Berbagai Jenis Kalimat - Pembahasan materi kali ini bertujuan agar dapat mengidentifikasikan berbagai bentuk kalimat dengan didasakan pada intonasi, predikat, jumlah fungtornya, jumlah klausanya, letak subjek dan predikatnya, hubungan antarklausa, jumlah konturnya, perubahannya, jabatannya; menentukan jenis kalimat majemuk setara dan bertingkat; serta menggunakan berbagai kalimat dari berbagai sudut pandang dalam konteks wacana.
Bila dengan suara merendah dan diakhiri dengan tanda tanya (?), akan menjadi kalimat tanya. Sedangkan bila dengan suara naik dan diakhiri dengan tanda seru (!), akan menjadi kalimat perintah.
a. Kalimat Tanya
Suatu kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang, itulah yang disebut kalimat tanya. Cara yang dapat dipakai untuk membuat kalimat tanya adalah sebagai berikut.
1) Menambahkan kata -kah pada kata tanya.
Contoh kalimat tanya dengan menambahkan kata -kah:
- Apakah kamu sudah minum obat?
- Siapakah yang terpilih mewakili kelas kita?
2) Dengan membalikkan urutan kata dan menambah partikel -kah.
Contoh kalimat tanya dengan membalikan urutan kata dan menambah kata -kah: Mendapat kursikah dia kemarin?
3) Menggunakan kata bukan atau tidak.
Contoh kalimat tanya menggunakan kata bukan dan tidak : Ani tidak masuk, bukan?
4) Mengubah intonasi kalimat.
Contoh kalimat tanya dengan mengubah intonasi kalimat: Bonar kecelakaan. ---> Bonar kecelakaan?
5) Memakai kata tanya.
Contoh kalimat tanya dengan memakai kata tanya : - Dia anak siapa?
- Kapan kau akan diwisuda?
- Mengapa dia tidak pergi ke dokter?
b. Kalimat Berita
Kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pendengar disebut dengan kalimat berita. Dalam bahasa lisan, kalimat berita ini ditandai dengan nada menurun, sedangkan dalam bahasa tulis ditandai dengan bagian akhir kalimatnya dengan tanda titik. Kalimat berita dapat berupa kalimat aktif-pasif, kalimat langsung-tak langsung, kalimat tunggal-majemuk, dan sebagainya, sepanjang itu merupakan sebuah pemberitaan. Kalimat berita mempunyai berbagai tujuan berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai pemberitahuan, laporan, pengharapan, permohonan, perkenalan, undangan, dan sebagainya.
c. Kalimat Perintah
Kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu disebut dengan kalimat perintah. Dalam bahasa tulis, kalimat perintah ditandai dengan tanda seru (!), sedangkan dalam bahasa lisan ditandai dengan naiknya nada pada akhir kalimat.
Ciri-ciri kalimat perintah adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan kata kerja taktransitif, yang kadang-kadang disertai penggunaan partikel -lah pada predikatnya.
Contoh: Carilah buku yang hilang!
2) Menggunakan kata-kata, seperti tolong, coba, silakan untuk menghaluskan kalimat perintah.
Contoh: Tolong ambilkan baju di lemariku!
3) Jika kalimat perintah itu bermakna larangan, biasanya didahului dengan kata jangan.
Contoh: Jangan kau hapus tulisan itu!
a. Kalimat majemuk setara pertentangan.
Kalimat majemuk setara pertentangan - Ciri-cirinya adalah menggunakan kata penghubung tetapi dan melainkan.
Contoh: - Anakku baru sekolah TK, tetapi dia sudah bisa membaca koran.
- Saya tidak membaca majalah itu, melainkan hanya melihat gambar sampulnya saja.
b. Kalimat majemuk setara penjumlahan.
Kalimat majemuk setara penjumlahan - Ciri-cirinya adalah ditandai dengan kata penghubung lalu, dan, kemudian.
Contoh: - Ibu menggoreng ikan dan aku mencuci piring.
c. Kalimat majemuk setara pemilihan.
Kalimat majemuk setara pemilihan - Cirinya adalah ditandai dengan menggunakan kata penghubung atau.
Contoh: - Beliau sedang marah atau melamun?
Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat majemuk hasil, Kalimat majemuk hasil yang ditandai dengan konjungsi makanya.
Contoh: - Jalan ini licin, makanya kamu jatuh.
b. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, Kalimat majemuk hubungan kenyataan ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh: - Para tamu sudah datang, sedangkan kita belum siap.
c. Kalimat mejemuk hubungan cara, Kalimat mejemuk hubungan cara ditandai dengan kata penghubung dengan.
Contoh: - Dengan cara dijinjing, tas itu ia bawa pulang.
d. Kalimat majemuk hubungan atributif, Kalimat majemuk hubungan atributif ditandai dengan konjungsi yang.
Contoh: - Perempuan yang berkerudung itu adalah pembicaranya.
e. Kalimat mejemuk hubungan penjelasan, Kalimat mejemuk hubungan penjelasan ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
Contoh: Dalam riwayat hidupnya menunjukkan bahwa ia seorang manajer.
f. Kalimat majemuk hubungan sangkalan, Kalimat majemuk hubungan sangkalan ditandai oleh konjungsi seolah-olah, seakan-akan.
Contoh: Andi diam saja seakan-akan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya.
g. Kalimat majemuk hubungan akibat, Kalimat majemuk hubungan akibat ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh: Kami tidak setuju dengan keputusan itu, maka kami protes.
h. Kalimat majemuk hubungan tujuan, Kalimat majemuk hubungan tujuan ditandai oleh konjungsi agar, supaya, biar.
Contoh: Ayah bekerja sampai malam biar anak-anaknya dapat melanjutkan sekolahnya.
i. Kalimat majemuk hubungan waktu, Kalimat majemuk hubungan waktu ditandai dengan konjungsi sejak, sewaktu, ketika, setelah, sampai, dan sebagainya.
Contoh: Sejak suaminya meninggal, dia belum masuk ke kantor.
j. Kalimat majemuk hubungan penyebab, Kalimat majemuk hubungan penyebab ditandai oleh kata penghubung sebab, karena, oleh karena.
Contoh: Karena lima hari tidak masuk kerja, karyawan itu mendapatkan surat peringatan.
Berdasarkan klausanya, jenis-jenis kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a. Kalimat nominal, Kalimat nominal yaitu kalimat yang predikatnya kata benda.
Contoh: Yang menjuarai lomba bulu tangkis itu Taufik Hidayat.
b. Kalimat ajektival, Kalimat ajektival yaitu kalimat yang predikatnya kata sifat
Contoh: Rumah itu sangat bagus.
c. Kalimat verbal, Kalimat verbal yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja.
Contoh: Ayah sedang membaca koran di teras.
- KB, yaitu kata benda,
- KK, yaitu kata kerja,
- KS, yaitu kata sifat,
- KBl,yaitu kata bilangan,
- KDp, yaitu kata depan.
Pola kalimat inti dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. KB – KB : Ayah pedagang.
b. KB – KK : Ayah pergi
c. KB – KS : Ayah pandai
d. KB – KBL : Ayah seorang
e. KB – KDp : Ayah di sana
Kalimat Subjek (S) adalah pokok atau inti pikiran, atau sesuatu yang berdiri sendiri dan tentangnya dijelaskan oleh yang lain.
Contoh: Ayah pedagang.
Ciri-ciri kalimat subjek adalah:
a. berjenis kata benda atau yang dibendakan,
b. menjadi inti atau pokok pikiran,
c. dijelaskan oleh bagian lainnya,
d. menjadi jawaban atas pertanyaan dengan kata tanya siapa atau apa.
Kalimat Predikat (P) adalah bagian kalimat yang menjelaskan tentang sifat atau
perbuatan subjek.
Contoh: - Ayah pandai.
- Ibu memasak.
Ciri-ciri kalimat predikat adalah:
a. bertugas menjelaskan subjek,
b. berjenis kata kerja, kata benda, kata sifat, kata depan, kata bilangan, dan kata ganti,
c. menjadi jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana.
Kalimat Aposisi subjek adalah keterangan subjek (bukan predikat) sebagai bagian dari subjek. Selain itu, dapat juga berfungsi menggantikan subjek jika subjek tersebut ditiadakan.
Contoh: - Ali, anak pak umar, pandai.
Keterangan:
- Ali = anak Pak Umar = oposisi subjek.
- Anak Pak Umar pandai.
- Anak Pak Umar = Subjek = Ali
Kalimat Objek (O) terdiri atas berikut ini.
a. Objek langsung atau objek penderita (OL).
Contoh: Ibu memasak air.
b. Objek tidak langsung atau objek penyerta/berkepentingan (OTL).
Contoh: Ibu memasak air untuk ayah.
c. Objek pelaku (OP).
Contoh: Buku dibeli oleh adik.
d. Objek berkata depan atau objek berpreposisi (Okdp).
Contoh : Kami cinta akan negara.
Kalimat Kata Keterangan (KK) terdiri dari atas berikut ini.
a. Keterangan waktu, yaitu: sudah, telah, dahulu, nanti, lagi, ketika, dan lainlain.
b. Keterangan tempat, yaitu: di sawah, dari sawah, dan lain-lain.
c. Keterangan alat, contoh: dengan tongkat.
d. Keterangan sebab, contoh: sebab …, karena …
e. Keterangan akibat, contoh: sampai lelah, hingga selesai.
f. Keterangan tujuan, contoh: agar lekas masak.
g. Keterangan jumlah, contoh: lima buah.
h. Keterangan modalitas, contoh: betul-betul, pasti, sungguh, dan lain-lain.
Sekian pembahasan mengenai MENGIDENTIFIKASI, MENENTUKAN DAN MEMBEDAKAN BERBAGAI JENIS KALIMAT, semoga bermanfaat.
Mengidentifikasi dan Membedakan Berbagai Jenis Kalimat
1. Mengidentifikasi Jenis Kalimat Berdasarkan Intonasinya
Landasan dalam sebuah intonasi adalah adanya rangkaian nada yang diwarnai oleh tekanan, durasi, perhentian, dan suara yang menarik, merata, merendah pada akhir arus ujaran itu. Dalam perhentian ini, bila dengan suara datar akan diakhiri dengan tanda titik (.), sehingga menjadi kalimat berita.Bila dengan suara merendah dan diakhiri dengan tanda tanya (?), akan menjadi kalimat tanya. Sedangkan bila dengan suara naik dan diakhiri dengan tanda seru (!), akan menjadi kalimat perintah.
Mengidentifikasi dan Membedakan Berbagai Jenis Kalimat |
a. Kalimat Tanya
Suatu kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang, itulah yang disebut kalimat tanya. Cara yang dapat dipakai untuk membuat kalimat tanya adalah sebagai berikut.
1) Menambahkan kata -kah pada kata tanya.
Contoh kalimat tanya dengan menambahkan kata -kah:
- Apakah kamu sudah minum obat?
- Siapakah yang terpilih mewakili kelas kita?
2) Dengan membalikkan urutan kata dan menambah partikel -kah.
Contoh kalimat tanya dengan membalikan urutan kata dan menambah kata -kah: Mendapat kursikah dia kemarin?
3) Menggunakan kata bukan atau tidak.
Contoh kalimat tanya menggunakan kata bukan dan tidak : Ani tidak masuk, bukan?
4) Mengubah intonasi kalimat.
Contoh kalimat tanya dengan mengubah intonasi kalimat: Bonar kecelakaan. ---> Bonar kecelakaan?
5) Memakai kata tanya.
Contoh kalimat tanya dengan memakai kata tanya : - Dia anak siapa?
- Kapan kau akan diwisuda?
- Mengapa dia tidak pergi ke dokter?
b. Kalimat Berita
Kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pendengar disebut dengan kalimat berita. Dalam bahasa lisan, kalimat berita ini ditandai dengan nada menurun, sedangkan dalam bahasa tulis ditandai dengan bagian akhir kalimatnya dengan tanda titik. Kalimat berita dapat berupa kalimat aktif-pasif, kalimat langsung-tak langsung, kalimat tunggal-majemuk, dan sebagainya, sepanjang itu merupakan sebuah pemberitaan. Kalimat berita mempunyai berbagai tujuan berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai pemberitahuan, laporan, pengharapan, permohonan, perkenalan, undangan, dan sebagainya.
c. Kalimat Perintah
Kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu disebut dengan kalimat perintah. Dalam bahasa tulis, kalimat perintah ditandai dengan tanda seru (!), sedangkan dalam bahasa lisan ditandai dengan naiknya nada pada akhir kalimat.
Ciri-ciri kalimat perintah adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan kata kerja taktransitif, yang kadang-kadang disertai penggunaan partikel -lah pada predikatnya.
Contoh: Carilah buku yang hilang!
2) Menggunakan kata-kata, seperti tolong, coba, silakan untuk menghaluskan kalimat perintah.
Contoh: Tolong ambilkan baju di lemariku!
3) Jika kalimat perintah itu bermakna larangan, biasanya didahului dengan kata jangan.
Contoh: Jangan kau hapus tulisan itu!
2. Menentukan Jenis Kalimat Majemuk Setara
Menentukan Jenis Kalimat Majemuk Setara - Kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat sederajat atau setara dikenal dengan kalimat majemuk setara. Kalimat majemuk setara ini dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan kata penghubung yang digunakan.a. Kalimat majemuk setara pertentangan.
Kalimat majemuk setara pertentangan - Ciri-cirinya adalah menggunakan kata penghubung tetapi dan melainkan.
Contoh: - Anakku baru sekolah TK, tetapi dia sudah bisa membaca koran.
- Saya tidak membaca majalah itu, melainkan hanya melihat gambar sampulnya saja.
b. Kalimat majemuk setara penjumlahan.
Kalimat majemuk setara penjumlahan - Ciri-cirinya adalah ditandai dengan kata penghubung lalu, dan, kemudian.
Contoh: - Ibu menggoreng ikan dan aku mencuci piring.
c. Kalimat majemuk setara pemilihan.
Kalimat majemuk setara pemilihan - Cirinya adalah ditandai dengan menggunakan kata penghubung atau.
Contoh: - Beliau sedang marah atau melamun?
3. Menentukan Jenis Kalimat Majemuk Bertingkat
Menentukan Jenis Kalimat Majemuk Bertingkat - Kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak sederajat, di mana salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur yang lainnya sebagai anak kalimat dikenal dengan kalimat majemuk bertingkat.Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat majemuk hasil, Kalimat majemuk hasil yang ditandai dengan konjungsi makanya.
Contoh: - Jalan ini licin, makanya kamu jatuh.
b. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, Kalimat majemuk hubungan kenyataan ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh: - Para tamu sudah datang, sedangkan kita belum siap.
c. Kalimat mejemuk hubungan cara, Kalimat mejemuk hubungan cara ditandai dengan kata penghubung dengan.
Contoh: - Dengan cara dijinjing, tas itu ia bawa pulang.
d. Kalimat majemuk hubungan atributif, Kalimat majemuk hubungan atributif ditandai dengan konjungsi yang.
Contoh: - Perempuan yang berkerudung itu adalah pembicaranya.
e. Kalimat mejemuk hubungan penjelasan, Kalimat mejemuk hubungan penjelasan ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
Contoh: Dalam riwayat hidupnya menunjukkan bahwa ia seorang manajer.
f. Kalimat majemuk hubungan sangkalan, Kalimat majemuk hubungan sangkalan ditandai oleh konjungsi seolah-olah, seakan-akan.
Contoh: Andi diam saja seakan-akan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya.
g. Kalimat majemuk hubungan akibat, Kalimat majemuk hubungan akibat ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh: Kami tidak setuju dengan keputusan itu, maka kami protes.
h. Kalimat majemuk hubungan tujuan, Kalimat majemuk hubungan tujuan ditandai oleh konjungsi agar, supaya, biar.
Contoh: Ayah bekerja sampai malam biar anak-anaknya dapat melanjutkan sekolahnya.
i. Kalimat majemuk hubungan waktu, Kalimat majemuk hubungan waktu ditandai dengan konjungsi sejak, sewaktu, ketika, setelah, sampai, dan sebagainya.
Contoh: Sejak suaminya meninggal, dia belum masuk ke kantor.
j. Kalimat majemuk hubungan penyebab, Kalimat majemuk hubungan penyebab ditandai oleh kata penghubung sebab, karena, oleh karena.
Contoh: Karena lima hari tidak masuk kerja, karyawan itu mendapatkan surat peringatan.
4. Mengidentifikasi Kalimat Tunggal
Mengidentifikasi Kalimat Tunggal - Kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa yang dibentuk oleh subjek dan predikat merupakan kalimat tunggal. Selain itu ada juga jenis kalimat tunggal yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan atau pelengkapnya.Berdasarkan klausanya, jenis-jenis kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a. Kalimat nominal, Kalimat nominal yaitu kalimat yang predikatnya kata benda.
Contoh: Yang menjuarai lomba bulu tangkis itu Taufik Hidayat.
b. Kalimat ajektival, Kalimat ajektival yaitu kalimat yang predikatnya kata sifat
Contoh: Rumah itu sangat bagus.
c. Kalimat verbal, Kalimat verbal yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja.
Contoh: Ayah sedang membaca koran di teras.
5. Menentukan Pola Kalimat Inti Bahasa Indonesia
Menentukan Pola Kalimat Inti Bahasa Indonesia - Dalam bahasa Indonesia, dikenal pola pembentukan kalimat. Pola-pola pembentuk kalimat tersebut adalah:- KB, yaitu kata benda,
- KK, yaitu kata kerja,
- KS, yaitu kata sifat,
- KBl,yaitu kata bilangan,
- KDp, yaitu kata depan.
Pola kalimat inti dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. KB – KB : Ayah pedagang.
b. KB – KK : Ayah pergi
c. KB – KS : Ayah pandai
d. KB – KBL : Ayah seorang
e. KB – KDp : Ayah di sana
6. Menentukan Jabatan Kalimat
Sebelum dapat menentukan jabatan kalimat, kalian harus paham dengan ciri-ciri dari jabatan kalimat tersebut, berikut ini penjelasan dalam menentukan jabatan kalimat.Kalimat Subjek (S) adalah pokok atau inti pikiran, atau sesuatu yang berdiri sendiri dan tentangnya dijelaskan oleh yang lain.
Contoh: Ayah pedagang.
Ciri-ciri kalimat subjek adalah:
a. berjenis kata benda atau yang dibendakan,
b. menjadi inti atau pokok pikiran,
c. dijelaskan oleh bagian lainnya,
d. menjadi jawaban atas pertanyaan dengan kata tanya siapa atau apa.
Kalimat Predikat (P) adalah bagian kalimat yang menjelaskan tentang sifat atau
perbuatan subjek.
Contoh: - Ayah pandai.
- Ibu memasak.
Ciri-ciri kalimat predikat adalah:
a. bertugas menjelaskan subjek,
b. berjenis kata kerja, kata benda, kata sifat, kata depan, kata bilangan, dan kata ganti,
c. menjadi jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana.
Kalimat Aposisi subjek adalah keterangan subjek (bukan predikat) sebagai bagian dari subjek. Selain itu, dapat juga berfungsi menggantikan subjek jika subjek tersebut ditiadakan.
Contoh: - Ali, anak pak umar, pandai.
Keterangan:
- Ali = anak Pak Umar = oposisi subjek.
- Anak Pak Umar pandai.
- Anak Pak Umar = Subjek = Ali
Kalimat Objek (O) terdiri atas berikut ini.
a. Objek langsung atau objek penderita (OL).
Contoh: Ibu memasak air.
b. Objek tidak langsung atau objek penyerta/berkepentingan (OTL).
Contoh: Ibu memasak air untuk ayah.
c. Objek pelaku (OP).
Contoh: Buku dibeli oleh adik.
d. Objek berkata depan atau objek berpreposisi (Okdp).
Contoh : Kami cinta akan negara.
Kalimat Kata Keterangan (KK) terdiri dari atas berikut ini.
a. Keterangan waktu, yaitu: sudah, telah, dahulu, nanti, lagi, ketika, dan lainlain.
b. Keterangan tempat, yaitu: di sawah, dari sawah, dan lain-lain.
c. Keterangan alat, contoh: dengan tongkat.
d. Keterangan sebab, contoh: sebab …, karena …
e. Keterangan akibat, contoh: sampai lelah, hingga selesai.
f. Keterangan tujuan, contoh: agar lekas masak.
g. Keterangan jumlah, contoh: lima buah.
h. Keterangan modalitas, contoh: betul-betul, pasti, sungguh, dan lain-lain.
Sekian pembahasan mengenai MENGIDENTIFIKASI, MENENTUKAN DAN MEMBEDAKAN BERBAGAI JENIS KALIMAT, semoga bermanfaat.