Perencanaan dan Pembuatan Sistem Irigasi Sprinkler - Pada pembahasan materi Agro, Irigasi dan Drainase kali ini mengenai menganalisis perencanaan dan pembuatan sistim irigasi sprinkler dan juga tentang Pengertian Sistem Irigasi Sprinkler, Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Sprinkler, kelebihan dan kelemahan irigasi sprinkler bila dibanding dengan irigasi konvensional atau irigasi gravitasi, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak dalam penjelasan berikut ini!
Berdasarkan pada jenis pengeluaran air (outlet) yang digunakan, maka sistem irigasi hemat air bertekanan dibedakan menjadi (1) irigasi sprinkler yaitu dengan mencurahkan air di sekitar perakaran dengan diameter pembasahan 1-10 m dan, (2) irigasi tetes yaitu dengan cara meneteskan air melalui pipa berlubang dengan diameter kecil atau sangat kecil.
Berbagai penelitian dan pengujian tentang irigasi sprinkler telah banyak dilakukan. Pengujian irigasi sprinkler pada berbagai tanaman, hasilnya menunjukkan keseragaman tetesan untuk tanaman cabai mencapai 89% dan untuk jagung 88%. Dengan hasil tersebut maka penggunaan irigasi sprinkler untuk tanaman cabai dan jagung tergolong baik. Hasil produksi rata-rata cabai mencapai 4,4 ton/ha.
Hasil ini lebih rendah dibanding potensi hasilnya yaitu 6.21 ton/ha. Potensi hasil tersebut dapat dicapai dengan menerapkan jarak tanam yang tepat, pH tanah 6, serta memberikan air tepat waktu dan sesuai kebutuhan tanaman. Hasil jagung masih dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kesera-gaman curahan sprinkler. Produksi tanaman kacang tanah berkisar antara 1,68 - 3,13 ton/ ha atau rata-rata 2,46 ton/ha. Variasi hasil tersebut disebabkan oleh tingkat curahan yang belum seragam.
Beberapa permasalahan yang dijumpai tentang sistem irigasi sprinkler di lapangan adalah sering tersumbatnya kepala sprinkler oleh kotoran. Untuk menghindarinya, air yang digunakan harus yang benar-benar bersih serta menggunakan penyaring (filter). Irigasi sprinkler dapat digunakan untuk mengairi berbagai jenis tanaman, dengan syarat tanaman tidak terlalu tinggi, karena tinggi sprinkler hanya sekitar 1.5 m dari permukaan tanah dengan radius penyiraman 10 m.
Umumnya sistem irigasi sprinkler sesuai untuk tanaman sayuran dan palawija. Hasil pengujian di Lampung dengan penggunaan irigasi sprinkler pada tanaman jahe tergolong baik dengan tingkat keseragaman distribusi curahan 80%, dan efisiensi penggunaan air 92% dengan hasil rata-rata produksi jahe yang diairi dengan irigasi sprinkler mampu berproduksi 10 ton/ha dan termasuk cukup tinggi.
Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam perlu dipertimbangkan pemilihan ukuran nozzle, tekanan operasional, jarak sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang sesuai.
Irigasi sprinkler dapat digunakan untuk hampir semua tanaman kecuali padi dan serat, karena kedua jenis tanaman ini membutuhkan air yang banyak dan kebutuhan airnya tidak akan terpenuhi jika menggunakan sprinkler. Demikian juga penggunaan irigasi sprinkler dapat digunakan pada hampir semua jenis tanah. Akan tetapi tidak cocok untuk tanah bertekstur liat halus, dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm per jam dan atau daerah yang memiliki kecepatan angin lebih besar dari 13 km/jam.
Beberapa kelebihan sistem irigasi sprinkler bila dibanding dengan irigasi konvensional atau irigasi gravitasi antara lain:
Sekian pembahasan mengenai Perencanaan dan Pembuatan Sistem Irigasi Sprinkler dan juga tentang Pengertian Sistem Irigasi Sprinkler, Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Sprinkler, kelebihan dan kelemahan irigasi sprinkler bila dibanding dengan irigasi konvensional atau irigasi gravitasi, semoga dapat membantu sobat dalam proses belajar!
Perencanaan dan Pembuatan Sistem Irigasi Sprinkler
Pengertian Sistem Irigasi Sprinkler
Gambar dibawah ini menunjukkan suatu daerah perkebunan jagung yang sistem irigasinya menggunakan sprinkler. Jika dilihat dari penampilan pertumbuhannya, terlihat sangat baik dan merata. Saat ini banyak perkebunan komersial di Indonesia sudah menggunakan sistem irigasi sprinkler.
Di Indonesia, pemanfaatan air untuk pembangunan pertanian menempati urutan pertama, mencapai 75%. Air untuk pertanian sebagian besar berasal dari air irigasi dan digunakan untuk mengairi lahan sawah. Pengairan pada lahan kering masih sangat terbatas, padahal upaya ini penting untuk meningkatkan produktivitas lahan. Teknologi hemat air berupa irigasi sprinkler maupun irigasi tetes dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas lahan kering. Kedua teknologi ini hanya mengaplikasikan air di sekitar perakaran tanaman.Perkebunan Jagung dengan Sistem Irigasi Sprinkler |
Berbagai penelitian dan pengujian tentang irigasi sprinkler telah banyak dilakukan. Pengujian irigasi sprinkler pada berbagai tanaman, hasilnya menunjukkan keseragaman tetesan untuk tanaman cabai mencapai 89% dan untuk jagung 88%. Dengan hasil tersebut maka penggunaan irigasi sprinkler untuk tanaman cabai dan jagung tergolong baik. Hasil produksi rata-rata cabai mencapai 4,4 ton/ha.
Hasil ini lebih rendah dibanding potensi hasilnya yaitu 6.21 ton/ha. Potensi hasil tersebut dapat dicapai dengan menerapkan jarak tanam yang tepat, pH tanah 6, serta memberikan air tepat waktu dan sesuai kebutuhan tanaman. Hasil jagung masih dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kesera-gaman curahan sprinkler. Produksi tanaman kacang tanah berkisar antara 1,68 - 3,13 ton/ ha atau rata-rata 2,46 ton/ha. Variasi hasil tersebut disebabkan oleh tingkat curahan yang belum seragam.
Beberapa permasalahan yang dijumpai tentang sistem irigasi sprinkler di lapangan adalah sering tersumbatnya kepala sprinkler oleh kotoran. Untuk menghindarinya, air yang digunakan harus yang benar-benar bersih serta menggunakan penyaring (filter). Irigasi sprinkler dapat digunakan untuk mengairi berbagai jenis tanaman, dengan syarat tanaman tidak terlalu tinggi, karena tinggi sprinkler hanya sekitar 1.5 m dari permukaan tanah dengan radius penyiraman 10 m.
Umumnya sistem irigasi sprinkler sesuai untuk tanaman sayuran dan palawija. Hasil pengujian di Lampung dengan penggunaan irigasi sprinkler pada tanaman jahe tergolong baik dengan tingkat keseragaman distribusi curahan 80%, dan efisiensi penggunaan air 92% dengan hasil rata-rata produksi jahe yang diairi dengan irigasi sprinkler mampu berproduksi 10 ton/ha dan termasuk cukup tinggi.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Sprinkler
Sistem irigasi sprinkler biasa disebut juga sebagai overhead irrigation, karena cara pemberian air dilakukan dari bagian atas tanaman menyerupai sprinkler hujan. Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui lubang kecil atau nozzle. Tekanan biasanya diperoleh dengan pemompaan.Irigasi Sprinkler Modern dengan Sprinkler Model Gantung |
Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam perlu dipertimbangkan pemilihan ukuran nozzle, tekanan operasional, jarak sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang sesuai.
Irigasi sprinkler dapat digunakan untuk hampir semua tanaman kecuali padi dan serat, karena kedua jenis tanaman ini membutuhkan air yang banyak dan kebutuhan airnya tidak akan terpenuhi jika menggunakan sprinkler. Demikian juga penggunaan irigasi sprinkler dapat digunakan pada hampir semua jenis tanah. Akan tetapi tidak cocok untuk tanah bertekstur liat halus, dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm per jam dan atau daerah yang memiliki kecepatan angin lebih besar dari 13 km/jam.
Sprinkler Model Gantung Type Bergerak |
- Sesuai untuk daerah dengan keadaan topografi yang kurang teratur dan solum tanah yang relatif dangkal.
- Tidak memerlukan jaringan saluran terbuka sehingga secara langsung tidak akan mengurangi luas lahan produktif, serta terhindar dari masalah gulma air.
- Cocok untuk lahan pertanian dengan jenis tanah bertekstur pasir tanpa me-nimbulkan masalah kehilangan air yang berlebihan melalui proses perkolasi.
- Sesuai untuk daerah dengan persediaan sumber air yang terbatas, karena kebutuhan air pada irigasi sprinkler relatif sedikit.
- Sesuai untuk lahan berlereng tanpa menimbulkan masalah erosi yang dapat mengurangi tingkat kesuburan tanah.
- Dapat dipergunakan untuk keperluan lain selain memenuhi kebutuhan air tanaman, antara lain untuk pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
- Dapat menghemat pemakaian air, karena pemberian air langsung di daerah perakaran tanaman, dan umumnya efisiensi penggunaan air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi konvensional, yaitu dengan tingkat efisiensi > 85%.
- Hasil produksi tanaman lebih tinggi.
- Tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian.
- Memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang cukup tinggi, antara lain untuk operasi pompa air dan tenaga pelaksana yang terampil.
- Memerlukan rancangan dan tata letak yang cukup teliti untuk memperoleh tingkat efisiensi yang tinggi.
- Efisiensi pemberian air sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin.
- Beberapa jenis tanaman, terutama yang sensitif akan mengalami kerusakan pada daun karena terjadi penumpukkan kadar garam pada daun bila pem-berian pupuk dibarengi dengan irigasi, terutama setelah airnya menguap.
- Beberapa jenis tanaman yang sangat sensitif akan terkena serangan penyakit akibat jamur yang terjadi pada daun, dan buah. Selain itu tanaman yang tinggi akan menghalangi pengoperasian sistem irigasi sprinkler, jika sistem yang dipakai adalah sistem irigasi yang bergerak (handmove atau sideroll portable sistems).
- Jatuhnya butir-butir air pada tanah yang kosong atau bera (bare soil) akan menyebabkan butir-butir tanah hancur dan akibatnya terjadi penyumbatan pori tanah (surface sealing) atau pengerasan (crusting) yang akan terjadi lebih parah jika dalam air banyak mengandung ion Na+.
- Dibutuhkan tingkat pemeliharaan tinggi, teliti dan terus menerus sehingga menyebabkan pembiayaan tinggi.
- Membutuhkan tekanan yang tinggi untuk mengoperasikan jaringan.
- Tingkat kesalahan dalam pengoperasian tinggi, karena dengan menggunakan teknologi kompleks, terutama jika dioperasikan dengan sistem otomatis, se-hingga dibutuhkan keahlian khusus. Selain itu juga dibutuhkan ketersediaan suku cadang yang cukup tersedia, agar tidak menghambat, jika terjadi kerusakan pada saat digunakan.
- Bila terjadi gangguan pada sistem jaringan akan menyebabkan perubahan efisiensi kerja jaringan secara totalitas.