Menulis Cuplikan Sastra Indonesia Klasik dari Teks Berhuruf Arab-Melayu dalam Huruf Latin

Menulis Cuplikan Sastra Indonesia Klasik dari Teks Berhuruf Arab-Melayu dalam Huruf Latin - Diharapkan nantinya sobat akan mampu menyusun menulis kembali cuplikan sastra Indonesia klasik dari teks berhuruf Arab-Melayu dalam huruf latin dengan mempelajari materi kali ini.

Menulis Cuplikan Sastra Indonesia Klasik dari Teks Berhuruf Arab-Melayu dalam Huruf Latin

1. Ciri-ciri Sastra Melayu Klasik

Bahasa Melayu Klasik adalah bahasa yang menggantikan Bahasa Melayu Kuno. Peralihan ini dikaitkan dengan pengaruh agama Islam yang semakin mantap di Asia Tenggara pada abad ke-13. Setelah itu, bahasa Melayu mengalami banyak perubahan dari segi kosakata, struktur kalimat, dan tulisan.

Menulis Cuplikan Sastra Indonesia Klasik dari Teks Berhuruf Arab-Melayu dalam Huruf Latin
Menulis Cuplikan Sastra Indonesia Klasik dari Teks Berhuruf Arab-Melayu dalam Huruf Latin
Ciri-ciri bahasa Melayu klasik
1. Kalimat: panjang, berulang, berbelit-belit.
2. Banyak kalimat pasif.
3. Menggunakan bahasa istana.
4. Kosa kata klasik: ratna mutu manikam, edan kasmaran (mabuk asmara), sahaya, masyghul (bersedih).
5. Banyak menggunakan perdu perkataan (kata pangkal ayat): sebermula, alkisah, hatta, adapun.
6. Kalimat sungsang.
7. Banyak menggunakan akhiran pun dan lah.

2. Sastra Melayu Klasik

Hikayat Inderaputra
Indraputera, putra Maharaja Bikrama Puspa adalah seorang putera yang sangat arif bijaksana, lagi terlalu perkasa dan saktinya. Tetapi nasibnya mula-mula tidak seberapa mujur. Semasa masih kecil, ia telah diterbangkan oleh sekor merak emas. Ia jatuh di suatu taman dan dipelihara oleh nenek kebayan. Sesudah beberapa lama ia diangkat menjadi anak perdana menteri.

Tersebutlah perkataan Raja Syahsian tiada mempunyai seorang anak. Pada suatu hari baginda pergi berburu dan melihat seekor kijang menangisi ibunya yang telah dipanah mati. Baginda terharu dan ingin berputera. Kemudian terdengar khabar bahwa di sebuah gunung yang jauh ada tinggal seorang maharesi pertapa yang terlalu sakti, Berma Sakti namanya. Barang siapa ingin beranak boleh meminta obat daripadanya. Akan tetapi, karena tempat gunung terlalu jauh dan harus melewati hutan rimba yang penuh dengan binatang buas, tiada seorang pun yang sanggup pergi ke gunung itu. Indraputera menawarkan diri untuk pergi ke gunung itu.

Maka pergilah Indraputera mencari obat itu. Bermacam-macam pengalaman dialami. Ia pernah bertemu dengan tengkorak yang dapat berkata-kata, membunuh raksasa dan bota yang makan manusia. Ia juga pernah mengunjungi negeri jin Islam, negeri yang penghuninya kera belaka dan kalau siang hari menjadi manusia. Ia bersahabat dengan anak raja-raja yang berasal dari golongan manusia dan jin. Berbagai hikmat diperolehnya; ada hikmat yang dapat menciptakan negeri langkap dengan segalanya, menciptakan angin ribut, menghidupkan orang yang telah mati.

Akhirnya sampai ia di gunung tempat pertapaan Berma Sakti. Berma Sakti memberikan obat kepada Indraputera; di samping itu Indraputera juga diajar berbagai hikmat. Berkata Berma Sakti kepada Indraputera,” Hai anakku, pejamkan matamu dan citalah barang yang engkau kehendaki niscaya sampailah ke tempat itu”. Indraputera memejamkan matanya. ketika dibuka matanya, ia sudah ada kembali di kebun nenek kebayan di negerinya.

Raja Syahsian dan perdana menteri sangat gembita. Setelah memakan obat yang dibawa Indraputera, yaitu sekuntum bunga tunjung, permaisuri hamillah dan melahirkan seorang anakyang elok parasnya yang dinamakan Tuan Puteri Indra Seri Bulan. Pada suatu ketika Indraputera dituduh berbuat jahat dengan dayang-dayang istana dan akhirnya Indraputera dibuang di sebuah negeri yang kotanya terbuat dari batu hitam. Raja negeri ini sangat memuliakan Indraputera dan memberikan hadiah sehelai kain yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit kepada Indraputera.

Tuan Puteri Indra Seri Bulan pun besarlah. Ramai anak raja yang datang meminang tuan puteri. Tidak lama kemudian, tuan puteri pun sakit dan semua tabib istana tidak dapat menyembuhkan. Maka gong pun dipalu,” Barang siapa dapat mengobati tuan puteri, jika hina sekalipun bangsanya akan diangkat menjadi menantu raja.” Indraputera muncul dan menyembuhkan tuan putri. setelah dengan berbagai masalah yang menerjang akhirnya Indraputera dapat meminang Tuan Puteri Indra Seri Bulan.
Sumber: Sejarah Kesustraan Melayu Klasik

Sekian pembahasan materi tentang Menulis Cuplikan Sastra Indonesia Klasik dari Teks Berhuruf Arab-Melayu dalam Huruf Latin, semoga bermanfaat.