Kebutuhan Pembuang untuk Sawah Bukan Padi
- Pada pembahasan materi Agro, Irigasi dan Drainase kali ini akan
membahas mengenai metode dan sistem kebutuhan pembuangan untuk sawah
bukan padi dan juga tentang pengertian dari debit puncak dan rencana,
serta rumus penghitungan debit rencana, rumus dan kriteria hidrolik,
koefisien kehalusan strikler, kecepatan maksimum yang diijinkan,
kecepatan minimum, perbandingan lebar dasar dan kedalaman aliran,
kemiringan talud dan tinggi jagaan, untuk lebih jelasnya lagi dapat
kalian simak dalam penjelasan singkat berikut ini!
Debit rencana dihitung sebagai berikut
Qd = debit rencana (l/dt)
a = koefisien limpasan air hujan
R(1)5 = Curah hujan sehari maksimum dengan periode ulang 5 tahun (mm/hari)
A = Luas areal drainase (ha)
Untuk A ≤ 400 ha, nilai f = 1,62 A-0,08
Untuk A < 400 ha, nilai f = 1,0
dimana :
V = kecepatan aliran (m/det)
km = koefisien kehalusan Strickler
km = 1/n
n = koefisien kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis (m) dan R = A/P;
P = jari-jari basah (m);
A = luas penampang aliran (m2)
I = kemiringan dasar saluran(%)
Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan saluran drainase adalah (a) maksimum talud, (b) kecepatan maksimum yang diijinkan, (c) kecepatan minimum, (d) lebar dasar minimum untuk mencegah penyumbatan dan kemudahan konstruksi, (e) perbandingan b/h atau w.
Karena saluran pembuang tidak selalu terisi air, maka vegetasi akan mudah sekali tumbuh dan banyak mengurangi nilai km. Pembabadan rumput yang teratur akan memperkecil pengurangan nilai km. Nilai km pada tabel di bawah ini umumnya dipakai untuk merancang saluran pembuang dengan mengasumsikan bahwa vegetasi dipotong secara teratur.
Tabel Koefisien kehalusan Strickler untuk saluran pembuang
Untuk saluran irigasi yang terbuat dari galian atau timbunan
tanah, nilai km yang biasa digunakan pada berbagai nilai Q adalah
seperti pada Tabel. Beberapa nilai koefisien kekasaran Manning dapat
dilihat pada Tabel.
Tabel Koefisien kehalusan Strickler untuk saluran irigasi.
Koefisien kekasaran Manning (n)
Tabel Kecepatan Maksimum
Kecepatan maksimum untuk saluran tanah dan berlapis
Tabel Hubungan antara Q, h dan b/h untuk saluran pembuang
Tabel Hubungan antara Q, z, b/h dan km untuk saluran irigasi
Tabel Kemiringan Talud Minimum Saluran Pembuang
Tabel Kemiringan talud berdasarkan jenis tanah dimana saluran tersebut dibuat
Sekian pembahasan mengenai Kebutuhan Pembuang untuk Sawah Bukan Padi dan juga tentang pengertian dari debit puncak dan rencana, serta rumus penghitungan debit rencana, rumus dan kriteria hidrolik, koefisien kehalusan strikler, kecepatan maksimum yang diijinkan, kecepatan minimum, perbandingan lebar dasar dan kedalaman aliran, kemiringan talud dan tinggi jagaan, semoga dapat mudah kalian pahami, selamat belajar!
Metode dan Sistem Kebutuhan Pembuang untuk Sawah Bukan Padi
Debit Puncak
Debit puncak untuk daerah-daerah yang dibuang airnya sampai seluas 100 km2 dapat menggunakan metode Der Weduwen.Debit Rencana
Debit rencana didefinisikan sebagai volume limpasan air hujan dalam waktu sehari dari suatu daerah yang akan dibuang airnya yang disebabkan curah hujan sehari didaerah tersebut. Air hujan yang tidak tertahan atau merembes dalam waktu sehari diandaikan mengalir dalam waktu satu hari itu juga. Ini menghasilkan debit rencana yang konstan.Kebutuhan Pembuang untuk Sawah Bukan Padi |
Debit rencana dihitung sebagai berikut
Qd = 0,116 . a . f. R(1)5. A
Dimana :Qd = debit rencana (l/dt)
a = koefisien limpasan air hujan
R(1)5 = Curah hujan sehari maksimum dengan periode ulang 5 tahun (mm/hari)
A = Luas areal drainase (ha)
Untuk A ≤ 400 ha, nilai f = 1,62 A-0,08
Untuk A < 400 ha, nilai f = 1,0
Rumus dan Kriteria Hidrolik
Untuk perencanaan saluran pembuang, aliran dianggap steady dan seragam (uniform), maka untuk itu diterapkan rumus Strickler-Manning :dimana :
V = kecepatan aliran (m/det)
km = koefisien kehalusan Strickler
km = 1/n
n = koefisien kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis (m) dan R = A/P;
P = jari-jari basah (m);
A = luas penampang aliran (m2)
I = kemiringan dasar saluran(%)
Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan saluran drainase adalah (a) maksimum talud, (b) kecepatan maksimum yang diijinkan, (c) kecepatan minimum, (d) lebar dasar minimum untuk mencegah penyumbatan dan kemudahan konstruksi, (e) perbandingan b/h atau w.
Koefisien Kehalusan Strikler
Koefisien kehalusan Strickler tergantung kepada sejumlah faktor yakni (a) kekasaran dasar dan talud saluran, (b) lebatnya vegetasi, (c) panjang batang vegetasi, (d) ketidak teraturan dan trase, (e) jari-jari hidrolis dan dalamnya saluran.Karena saluran pembuang tidak selalu terisi air, maka vegetasi akan mudah sekali tumbuh dan banyak mengurangi nilai km. Pembabadan rumput yang teratur akan memperkecil pengurangan nilai km. Nilai km pada tabel di bawah ini umumnya dipakai untuk merancang saluran pembuang dengan mengasumsikan bahwa vegetasi dipotong secara teratur.
Tabel Koefisien kehalusan Strickler untuk saluran pembuang
Kedalaman aliran (m) | Nilai km |
---|---|
h > 1.5 | 30 |
H ≤ 1.5 | 25 |
Tabel Koefisien kehalusan Strickler untuk saluran irigasi.
Q (m3/det) | km |
---|---|
Q > 10 | 45 |
5 < Q < 10 | 42.5 |
1 < Q < 5 | 40 |
Q < 1 | 35 |
Jenis bahan saluran | Minimum | Normal | Maksimum |
---|---|---|---|
1. Pipa dan Saluran Berlapis : | |||
Logam , kayu, plastik, semen, beton | 0,010 | 0,013 | 0,015 |
Bata | 0,025 | 0,030 | 0,035 |
Pipa bergelombang (corrugated) | 0,024 | ||
2. Saluran tanah galian : | |||
Saluran tanah lurus seragam | |||
Bersih tanpa rumputan | 0,016 | 0,018 | 0,020 |
Berumput pendek | 0,022 | 0,027 | 0,023 |
Saluran tanah tidak lurus tanpa vegetasi | 0,023 | 0,025 | 0,030 |
Berumput | 0,025 | 0,030 | 0,033 |
Berumput rapat dan gulma air | 0,030 | 0,035 | 0,040 |
Kecepatan Maksimum yang Diijinkan
Kecepatan maksimum yang diijinkan adalah kecepatan aliran rata-rata maksimum yang tidak menyebabkan erosi di permukaan saluran. Suatu daftar kecepatan maksimum yang diijinkan berdasarkan jenis tanah dan kandungan lumpur air yang mengalir adalah seperti pada Tabel.Tabel Kecepatan Maksimum
Bahan saluran | Kecepatan maksimum (m/detik) | |
---|---|---|
Air Bersih | Air Berlumpur | |
Pasir teguh, berkoloid | 0,45 | 0,70 |
Lempung berpasir, tak berkoloid | 0,55 | 0,70 |
Lempung berdebu, tak berkoloid | 0,60 | 0,90 |
Debu endapan, tak berkoloid | 0,60 | 1,050 |
Lempung teguh | 0,70 | 1,050 |
Debu vulkanik | 0,70 | 1,050 |
Liat lekat, berkoloid | 1,15 | 1,50 |
Debu endapan (alluvial),berkoloid | 1,15 | 1,50 |
Kerikil halus | 0,70 | 1,50 |
Kerikil kasar | 1,20 | 1,85 |
Saluran | Tipe tanah/Bahan pelapis | Kecepatan maksimum (m/det) |
---|---|---|
Tanah tak berlapis | lempung berpasir | 0,5 - 0,7 |
lempung berliat | 0,6 - 0,9 | |
liat | 0,9 - 1,0 | |
kerikil | 0,9 - 1,5 | |
batu (rock) | 1,2 - 1,8 | |
Berlapis | beton pasangan | 1,5 - 2,0 |
PCC blocks | 1,5 - 2,0 | |
bata pasangan | 1,2 - 1,8 |
Kecepatan Minimum
Kecepatan minimum adalah batas kecepatan terendah yang mengakibatkan adanya sedimentasi, pertumbuhan gulma dan perkembangbiakan nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Untuk mencegah pertumbuhan gulma air diperlukan kecepatan minimum 0.75 m/detik, sedangkan untuk mencegah malaria kecepatan minimum 0.4 m/detik.Perbandingan Lebar Dasar dan Kedalaman Aliran
Perbandingan lebar dasar dan kedalaman aliran (b/h) untuk saluran pembuang sekunder diambil antara 1 sampai 3. Untuk saluran yang lebih besar nilai ini harus paling tidak 3. Untuk saluran sekunder dan primer, lebar dasar minimum sebesar 0,6 m, sedangkan untuk saluran lapangan lebar dasar minimum 0,3 m. Suatu petunjuk hubungan antara Q, h dan b/h pada umumnya untuk saluran drainase adalah seperti pada Tabel. Untuk saluran irigasi hubungan Q, z, b/h dan km yang umumnya dipakai adalah seperti pada Tabel di bawah ini .Tabel Hubungan antara Q, h dan b/h untuk saluran pembuang
Q (m3/det) | h(m) | b/h |
---|---|---|
<0,5 | < 0,5 | 1 |
0,5 - 1,1 | 0, - 0,75 | 2 |
1,1 - 3,5 | 0,75 - 1,0 | 2,5 |
> 3,5 | > 1,0 | 3 |
Kemiringan Talud
Nilai kemiringan talud minimum untuk saluran pembuang dapat diambil dari tabel diatas atau tabel sebelumnya. Pada daerah yang diperkirakan terjadi rembesan yang besar ke dalam saluran pembuang maka talud harus dirancang lebih besar dari Tabel.Tabel Hubungan antara Q, z, b/h dan km untuk saluran irigasi
Q (m3/det) | Z | b/h | km |
---|---|---|---|
<0,5 | 1,0 | 1,0 | 30 |
0,15 - 0,30 | 1,0 | 1,0 | 35 |
0.30 - 0,50 | 1,0 | 1,0 - 1,2 | 35 |
0.50 - 0,75 | 1,0 | 1,2 - 1,3 | 35 |
0.75 - 1,0 | 1,0 | 1,3- 1,5 | 35 |
1,0 - 1,5 | 1,0 | 1,5 - 1,8 | 35 |
1,5 - 3,0 | 1,5 | 1,8 - 2,3 | 40 |
3,0 - 4,5 | 1,5 | 2,3 - 2,7 | 40 |
4,5 - 5,0 | 1,5 | 2,7 - 2,9 | 40 |
5,0 - 6,0 | 1,5 | 2,9 - 3,1 | 42,5 |
6,0 - 7,5 | 1,5 | 3,1 - 3,5 | 42,5 |
7,5 - 9,0 | 1,5 | 3,5 - 3,7 | 42,5 |
9,0 - 10,0 | 1,5 | 3,7 - 3,9 | 42,5 |
10,0 - 11,0 | 2,0 | 3,9 - 4,2 | 45 |
11,0 - 15,0 | 2,0 | 4,2 - 4,9 | 45 |
15,0 - 25,0 | 2,0 | 4,9 - 6,5 | 45 |
25,0 - 40,0 | 2,0 | 6,5 - 9,0 | 45 |
Kedalaman Galian D (m) |
Kemiringan talud horizontal : vertikal |
---|---|
D < 1 | 1,0 |
1,0 < D < 2,0 | 1,5 |
D > 2,0 | 2,0 |
Jenis Tanah | Kemiringan talud horizontal : vertikal |
---|---|
Batuan (rock) | 0 |
Tanah gambut (peat soil) matang | 1/4 |
Liat lekat atau berlapis beton | 1/2 - 1 |
Tanah dengan berlapis batu | 1 |
Tanah untuk saluran besar | 1 |
Liat teguh (firm clay) | 1,5 |
Pasir | 2 |
Lempung berpasir atau liat porous | 3 |
Tinggi Jagaan
Karena debit pembuang rencana akan terjadi dengan periode ulang rata- rata 5 tahun, maka elevasi muka air rencana maksimum diambil sama dengan elevasi lahan. Galian tanah tambahan sebenarnya tidak diperlukan lagi. Akan tetapi untuk keamanan biasanya ditambahkan sekitar 0,1 m sampai 0,5 m.Sekian pembahasan mengenai Kebutuhan Pembuang untuk Sawah Bukan Padi dan juga tentang pengertian dari debit puncak dan rencana, serta rumus penghitungan debit rencana, rumus dan kriteria hidrolik, koefisien kehalusan strikler, kecepatan maksimum yang diijinkan, kecepatan minimum, perbandingan lebar dasar dan kedalaman aliran, kemiringan talud dan tinggi jagaan, semoga dapat mudah kalian pahami, selamat belajar!