Metode dan Sistem Kebutuhan Saluran Drainase untuk Tanaman Padi

Metode dan Sistem Kebutuhan Saluran Drainase untuk Tanaman Padi - Pada pembahasan materi Agro, Irigasi dan Drainase kali ini mengenai kebutuhan saluran drainasi untuk tanaman padi dan juga tentang koefisien modulus drainase dan menghitung nilai modulus drainase dengan rumus, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak didalam penjelasan singkat berikut ini!

Kebutuhan Saluran Drainase untuk Tanaman Padi, Koefisien (Modulus) Drainase

Kelebihan air di dalam petakan tersier bisa disebabkan oleh 
  1. hujan lebat, 
  2. melimpahnya air irigasi atau buangan yang berlebihan dari jaringan primer atau sekunder ke daerah itu,
  3. rembesan atau limpahan kelebihan air irigasi di dalam petak tersier.
Kapasitas jaringan pembuang yang dapat dibenarkan secara ekonomi di dalam petak tersier bergantung kepada perbandingan berkurangnya hasil panenan yang diharap-kan, akibat terdapatnya air yang berlebih serta biaya pelaksanaan dan pemeliharaan saluran drainase tersebut dengan bangunannya. Jika kapasitas jaringan pembuang di suatu daerah kurang memadai untuk mengalirkan semua kelebihan air, maka air akan terkumpul di petakan sawah yang lebih rendah. Muka air di dalam cekungan atau daerah depresi akan meningkat untuk sementara waktu, dan akan merusak tanaman, saluran serta bangunan.
Metode dan Sistem Kebutuhan Saluran Drainase untuk Tanaman Padi
Metode dan Sistem Kebutuhan Saluran Drainase untuk Tanaman Padi

Biasanya tanaman padi tumbuh dalam keadaan tergenang, dapat saja bertahan dengan sedikit kelebihan air. Untuk varietas unggul, tinggi air 10 cm dianggap cukup dengan ketinggian muka air antara 5 - 15 cm dapat diijinkan.

Besar kecilnya penurunan hasil panen yang diakibatkan oleh air yang berlebih bergantung kepada
  1. dalamnya lapisan air yang berlebihan,
  2. berapa lama genangan yang berlebih itu berlangsung,
  3. tahap pertumbuhan tanaman, 
  4. varietas padi.

Koefisien (Modulus) Drainase

Jumlah kelebihan air yang harus dibuang atau dikeringkan setiap petakan sawah disebut modulus drainase atau modulus pembuang atau koefisien pembuang dan ini bergantung pada beberapa hal berikut, yaitu:
  1. Curah hujan selama perode tertentu
  2. Pemberian air irigasi pada waktu tertentu
  3. Kebutuhan air tanaman
  4. Perkolasi tanah
  5. Tampungan di sawah selama atau pada periode akhir yang bersangkutan
  6. Luasnya daerah
  7. Sumber-sumber kelebihan air yang lain
Penentuan nilai modulus drainase dapat dilakukan dengan cara memplotkan curah hujan maksimum untuk beberapa hari berurutan pada berbagai periode ulang.

Nilai modulus drainase atau koeofisien drainase dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
D(n) = R(n)T + n(I —ET — P) - ΔS
Dimana :
n = jumlah hari berturut-turut
D(n) = limpasan pembuang permukaan selama n hari (mm)
R(n)T = curah hujan dalam n hari berurut dengan periode ulang T tahun (mm)
I = pemberian air irigasi (mm/hari)

ET = evapotranspirasi (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
ΔS = tampungan tambahan (mm)

Untuk modulus drainase pembuang, rencana yang dipilih adalah curah hujan 3 hari dengan periode ulang 5 tahun.
Dm = D(3)/3 x 1,864

Dimana :
D(m) = modulus pembuang (lt/dt ha)
D(3) = limpasan pembuang permukaan selama 3 hari, (mm)
1 mm/hari = 1/1,864 l/dt ha

Debit pembuang rencana dari sawah dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Qd = f .D(m). A

Dimana :
Qd = debit pembuang rencana ( l/dt)
D(m) = modulus drainase (lt/dt ha)
A = Luas daerah yang dibuang airnya (ha)

Untuk luas areal ≤ 400 ha, nilai f = 1,0
Untuk luas areal > 400 ha, nilai f = 1.62 A2-0,08

Sekian pembahasan mengenai Metode dan Sistem Kebutuhan Saluran Drainase untuk Tanaman Padi dan juga tentang koefisien modulus drainase dan menghitung nilai modulus drainase dengan rumus, semoga dapat mudah kalian pahami, selamat belajar!