Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif

Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif

1. Mengenal Ciri-ciri Paragraf Deduktif dan Induktif

Bagian dari suatu karangan/tulisan disebut dengan paragraf. Sebuah paragraf ditandai adanya suatu gagasan yang lebih luas daripada kalimat. Oleh karenanya, pada umumnya paragraf terdiri atas sejumlah kalimat yang saling bertalian untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu.
Berikut ini beberapa jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya.

a. Paragraf Deduktif

Paragraf jenis ini gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan dalam paragraf tersebut diletakkan pada kalimat pertama atau kalimat kedua. Selanjutnya, diikuti oleh kalimat pendukung terhadap gagasan utama tersebut. Dalam paragraf ini, ide-ide yang telah dirumuskan dalam kalimat diatur dengan ide yang bersifat umum dan diletakkan pada kalimat pertama atau kedua dan diikuti ide yang lebih khusus.
Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif
Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif

b. Paragraf Induktif

Paragraf jenis ini meletakkan gagasan utamanya di akhir paragraf. Penataan ini dengan cara menyusun ide-ide khusus dan diikuti dengan ide yang bersifat umum dan biasanya berupa kalimat simpulan beserta pernyataan pembenarannya.

2. Menyusun Kerangka Paragraf Deduktif dan Induktif

Berdasarkan pengertian tentang kedua jenis paragraf di atas, dapat dibuat kerangkanya sebagai berikut.

a. Kerangka Paragraf Deduktif

  1. Gagasan utama: bidang pertanian merupakan bidang pembangunan yang tidak terkena dampak krisis ekonomi.
  2. Gagasan pendukung:
  • sektor perkebunan meningkat 6,5 persen,
  • sektor kehutanan meningkat 2,9 persen,
  • sektor pertanian meningkat 6,6 persen.

b. Kerangka Paragraf Induktif

  • Ide khusus: Shinchan bukan model yang baik buat anak-anak, Protes bermunculan dalam kolom surat pembaca di berbagai surat kabar, Kelakuan Shinchan sangat negatif.
  • Ide umum: Shinchan merupakan setan kecil penebar virus.

3. Menyusun Kerangka Menjadi Paragraf Deduktif dan Induktif

Setelah menentukan kerangkanya, langkah selanjutnya adalah menyusun kerangka tersebut menjadi sebuah paragraf, baik yang bersifat deduktif maupun yang bersifat induktif. Berikut ini adalah contoh pengembangannya.
  • a. Contoh pengembangan kerangka paragraf deduktif
“Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami dampak adanya krisis ekonomi adalah pertanian. Hal ini dapat dilihat adanya pertumbuhan yang mengesankan di bidang perkebunan sebanyak 6,5 persen, di bidang kehutanan sebanyak 2,9 persen, dan di bidang perikanan sebanyak 6,6 persen. Kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik meningkat dari 18,1 persen menjadi 18,4 persen. Padahal, selama kurun waktu 30 tahun terakhir, pangsa pasar sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun.”
  • b. Contoh pengembangan kerangka paragraf induktif
“Tokoh kartun Shinchan dianggap tidak dapat dijadikan model yang baik untuk anak-anak, baik itu di Indonesia maupun di negerinya sendiri. Banyaknya protes yang ditujukan kepadanya melalui surat pembaca di berbagai media cetak. Hal itu kebanyakan dilakukan oleh ibu-ibu. Mereka menyatakan bahwa Shinchan mempunyai kelakuan negatif yang ternyata banyak diikuti oleh anak-anak. Tokoh Shinchan, di mata para ibu di Indonesia merupakan setan kecil penebar virus.”

4. Menggunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat (tambah pula, di samping itu)

Sebuah karya tulis dikatakan baik jika hubungan antarkalimat dalam tulisan itu menunjukkan kepaduan atau hubungan yang sangat erat. Ada dua macam kepaduan, yaitu kepaduan dalam makna (kepaduan informasi) atau disebut juga koherensi dan kepaduan dalam bentuk yang biasa disebut kohesi.

Penulis harus memperhatikan keterangan-keterangan yang menghubungkan antarkalimat agar di antara kalimat tampak kesatuan dan kepaduan, serta peralihan dari kalimat satu ke kalimat lain lancar dan enak dibaca. Berikut ini beberapa contoh penanda keterangan yang menghubungkan kalimat.

a. tambahan pula

Kata penghubung yang menguraikan atau menceritakan hal baru yang mirip dengan hal yang sudah dibahas sebelumnya.
Contoh:
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan. Misalnya, melakukan kegiatan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Tambahan pula, menjaga pola makan yang benar.

b. di samping itu

Kata penghubung yang mendukung peralihan segi pandangan dan penekanan.
Contoh:
Metode menyampaikan ceramah bisa menggunakan metode membaca dan menghafal naskah. Di samping itu, dapat pula menggunakan metode impromtu atau spontan.

5. Perluasan Frase Verba (sedang, baru, masih, akan, telah)

Frase verba merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa. Dengan demikian, frase verba mempunyai inti dan kata lain yang mendampinginya.

Perhatikan contoh kalimat berikut ini!
a. Kesehatannya sudah membaik.
b. Pesawat itu akan mendarat.
c. Anak-anak itu tidak harus pergi sekarang.
d. Kami harus menulis kembali makalah kami.
e. Murid-murid sering makan dan minum di kantin.
f. Kamu boleh menyanyi atau menari.

Frase verba di atas dapat diperluas dengan pewatas sedang, baru, masih, akan, telah, dan sebagainya. Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
a. Ayah sedang makan di meja makan.
b. Ibu baru mencuci di sumur.
c. Adik masih lapar meskipun sudah makan.
d. Kakak akan pergi setelah sarapan pagi.
e. Ayah telah minum obat.

6. Menggunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat (adapun di satu pihak, di lain pihak)

Penulis harus memperhatikan keterangan-keterangan yang menghubungkan antarkalimat agar di antara kalimat tampak kesatuan dan kepaduan, serta peralihan dari kalimat satu ke kalimat lain lancar dan enak dibaca.

Berikut ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat.
a. Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat.
Contoh:
Adapun di Pelabuhan Tanjung Emas, lonjakan arus mudik cukup tajam.

b. Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat secara berkesinambungan.
Contoh:
Di satu pihak kita harus bersatu, sedangkan di lain pihak mereka adalah musuh kita.

7. Mengunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat (adalah, ialah, merupakan, yaitu, yakni)

Setiap paragraf yang dibuat memerlukan penjelasan secara definitif. Berikut ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat secara definitif, seperti adalah, ialah, merupakan, yaitu, yakni, dll. Perhatikan contoh-contoh berikut ini.
a. Ali adalah siswa SMAN 1 Pontianak.
b. Kusumawati merupakan buah hati sang kakek.
c. Dasar hukum kita ialah UUD 1945.
d. Wujud kesetiaan kita kepada bangsa, yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
e. Kita harus yakin, yakni sebagai wujud keimanan kita.

Berdasarkan contoh-contoh di atas, Anda dapat mengembangkan dengan berbagai pola kalimat dan mengidentifikasi dari berbagai bacaan. Sekian pembahasan mengenai Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif semoga bermanfaat.