Jenis-jenis Kata, Frasa dan Klausa

Jenis-jenis Kata, Frasa dan Klausa  - Menurut Pusat Bahasa (2008), kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang bebas. Kelas kata (jenis-jenis kata) adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal. Pemakai bahasa harus mengenal jenis fungsi kata agar dapat menyusun kalimat yang baik dan benar.

Jenis-jenis Kata, Frasa dan Klausa

Menurut Kridalaksana (2007), kelas kata dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 13, yaitu
  1. verba (menulis), 
  2. adjektiva (baik), 
  3. nomina (rumah), 
  4. pronominal (aku), 
  5. numeralia (satu), 
  6. adverbia (sangat), 
  7. interogativa (apa?), 
  8. demonstrative (ini), 
  9. artikula (sang), 
  10. preposisi (di), 
  11. konjungsi (dan), 
  12. fatis (ayo), dan 
  13. interjeksi (aduh).
Menurut Pusat Bahasa (2008), frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Misalnya: bayi sehat, pisang goreng, sangat enak, sudah lama sekali, dan dewan perwakilan rakyat.
Jenis-jenis Kata, Frasa dan Klausa
Jenis-jenis Kata, Frasa dan Klausa

Frasa dapat dibedakan berdasarkan kelas katanya, yaitu: frasa verbal (bekerja keras), frasa adjektival (akan tenang), frasa nominal (dua buah buku), frasa adverbial (lebih kuat), frasa pronominal (kami semua), frasa numeralia (dua puluh ekor sapi), frasa koordinativa koordinatif (apa atau siapa), frasa demonstrativa koordinatif (di sana atau sini), dan frasa preposisional koordinatif (oleh dan untuk).

Klausa adalah kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat. Menurut Pusat Bahasa (2008), klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat. Klausa adalah kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat.

Klausa dibagi menjadi 3.
a. Klausa Kalimat Majemuk Setara
Contoh: Rima membaca Kompas dan adiknya bermain catur.

b. Klausa Kalimat Majemuk Bertingkat
Contoh: Orang itu pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank Indonesia.

c. Klausa Kalimat Majemuk Setara dan Kalimat Majemuk Bertingkat
Contoh: Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dan ibunya menikah lagi.

Glosarium

  • Abreviasi : pemendekan bentuk sebagai pengganti bentuk yang lengkap.
  • Afiksasi : proses pembentukan kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan imbuhan pada bentuk dasar.
  • Akronim : kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata wajar.
  • Ambiguitas : kata yang bermakna ganda atau mendua arti.
  • Antonimi : disebut dengan lawan kata atau maknanya kebalikan dari makna ungkapan lain.
  • Bahasa baku : bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.
  • Derivasi balik : pembentukan kata secara terbalik.
  • Diftong : dua vokal yang dibaca satu bunyi.
  • Diskusi : pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.
  • Drama : komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
  • Frasa : satuan garamatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi baik fungsi S, P, O atau fungsi-fungsi lainnya.
  • Gesture : gerak tubuh.
  • Hiponimi : bagian dari makna suatu ungkapan lain.
  • Homofoni : kata yang diucapkan sama tetapi berbeda dari segi maksud dan tulisan.
  • Homografi : kata yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafal dan maknanya.
  • Homonimi : kata yang memiliki makna berbeda, tetapi memiliki ejaan atau lafal yang sama.
  • Interpretasi : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu.
  • Intonasi : tinggi rendahnya nada dalam pengucapan, sehingga membentuk lagu kalimat.
  • Jeda : hentian sejenak dalam ujaran.
  • Kalimat : satuan gramatik yang didahului dan diakhiri kesenyapan akhir yang berisi pikiran yang lengkap dalam ujaran.
  • Klausa : satuan gramatikal yang terdiri atas S dan P baik disertai O, Pel, K maupun tidak.
    Kluster : dua konsonan yang dibaca satu bunyi.
  • Kombinasi proses: penggabungan beberapa proses pembentukan kata.
  • Komposisi : proses pemajemukan.
  • Konfiksasi : proses pembubuhan afiks di awal dan akhir bentuk dasar secara serempak.
  • Konvensi : permufakatan atau kesepakatan.
  • Kosakata : perbendaharaan kata.
  • Lafal : cara sekelompok orang dalam mengucapkan bunyi bahasa.
  • Prefiksasi : proses pembubuhan imbuhan yang dapat dilakukan di depan bentuk dasar.
  • Polisemi : kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
  • Redundansi : pemakaian unsur segmental yang berlebihan dalam suatu bentuk ujaran.
  • Reduplikasi : proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata.
  • Relasi makna : hubungan makna antarkata.
  • Resensi : pertimbangan atau pembicaraan tentang buku.
  • Segmental : unsur kalimat yang berupa kata-kata yang dapat dituliskan.
  • Sinopsis : ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu.
  • Struktur : susunan/bangunan dari unsur tertentu.
  • Sufiksasi : proses pembubuhan afiks di akhir bentuk dasar.
  • Suprasegmental : unsur yang mengiringi pengucapan kata-kata yang hanya bisa disuarakan, tetapi tidak bisa dituliskan, seperti lafal, intonasi, dan jeda.