Huruf Timah dan bagian-bagiannya

Huruf Timah dan bagian-bagiannya - Pada bahasan ini akan diterangkan tentang korps atau ukuran huruf, karena mengenai tinggi huruf sudah diterangkan pada halaman depan. Korps huruf adalah salah satu bagian dari huruf (yang terdiri dari 10 macam) yang juga disebut sebagai besar huruf.

Huruf Timah dan bagian-bagiannya

Sebelum kita mempelajari besar ukuran (korp) huruf baiklah kita mengenali dahulu apakah sebenamya huruf itu. ' Seperti kita semua telah mengetahui dalam ilmu pengetahuan bahasa, huruf atau aksara itu adalah gambar atau lambang bunyi. Di dalam pelajaran ini mari kita mengenali lebih dekat lagi huruf yang kita gunakan sehari-hari dalam praktek tipografi, khususnya timah untuk cetak tinggi. Huruf yang telah diterangkan di atas sebagai lambang bunyi, bentuknya yang berbayangan cermin terbalik, artinya kita bisa membaca sebagaimana mestinya apabila huruf itu kita hadapkan berdiri di muka cermin namun terbalik bagian atas menjadi bawah, dan sebaliknya.
bagian-bagian dari huruf timah
bagian-bagian dari huruf timah

Huruf-huruf itu mempunyai ukuran besar/ kecil yang berbeda-beda. Besar kecilnya huruf kita sebut dengan ―korps. Satuannya menggunakan punt (Belanda) atau point (Inggris) yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah "titik" tipografi. Dalam penulisan dan penyebutan besar kecilnya huruf, biasanya ditulis nama dari macam dan jenis huruf beserta korpsnya, misalnya: Huruf Baskerville biasa/ normal korps 10 punt (titik), artinya huruf Baskerville termasuk besarnya sama dengan 10 titik tipografi. Korps huruf itu bermacam-macam ukurannya dan setiap ukuran mempunyai nama sendiri-sendiri.

Macam atau ragam korps Yang kita kenal adalah:
  • Microscoop 3 titik 
  • Diamont 4 titik 
  • Parel 5 titik 
  • Nonparel 6 titik 
  • Kolonel 7 titik 
  • Galjard 8 titik 
  • Garmond 9 titik 
  • Dessendinan 10 titik 
  • Mediaan 11 titik 
  • Augustijn, cicero 12 titik 
  • Teks 16 titik 
  • Paragon besar 20 titik 
  • Dobel Augustin 24 titik 
  • Kanon besar 32 titik 
  • Parijse kanon 36 titik 
  • Sabon 40 titik 
  • Sabon besar 48 titik
Di antara korps huruf tersebut di atas masih ada lagi corak lain yang diciptakan oleh penemu-penemu baru yang dituang pada korps 14, 18 dan 30 titik. Besarnya huruf tidak berhenti pada korps 48 titik saja, melainkan masih ada lagi yang lebih besar dari pada itu, yakni berturut-turut 60 titik, 72 titik, , 96 titik, 120 titik dan bahkan ada yang besarnya sampai 144 titik.

Namun biasanya kedua yang terakhir itu dibuat dari kayu, karena besarnya, hal ini untuk mengurangi berat. Untuk kelima korps yang disebut belakangan disebut menurut besarnya. Untuk huruf korps 14 titik namanya Augustin besar dan korps 18 titik namanya Paragon (kecil), sedang untuk huruf korps 30 titik tidak disebutkan nama asalnya, cukup menyebutkan besarnya saja. Nama-nama yang masih sering dipakai dalam menyebut besarnya huruf yang digunakan dalam suatu pekerjaan cetak adalah: Nonparel, Galjard, Garmond, Dessendiaan, dan Augustin.

Contoh: Naskah ini disusun dengan memakai huruf Bodoni Book
artinya: naskah ini disusun dengan memakai huruf Bodoni Book korps 10 titik.

Sedangkan untuk korps yang berukuran lain cukup disebut menurut besarnya. Korps yang lebih kecil dari pada 6 titik hampir tidak pemah dipakai lagi karena terlalu kecil sehingga sukar sekali untuk dibaca. Dahulu ukuran ini sangat disukai untuk ukuran alamat kartu nama.

Banyak orang yang beranggapan dan sejarah telah menyatakan pula bahwa nama-nama korps huruf itu asalnya antara lain dari:
  1. Orang yang pertama kali membuat. 
  2. Kitab atau buku yang pertama kali dicetak dengan korps itu. 
  3. Kitab paling banyak dicetak dengan korps itu. 
  4. Suatu keistimewaan yang tertanda pada huruf itu. 
Beberapa contoh yang dapat ditunjukkan antara lain adalah:
  • Mikroskop - 3 titik, kecil sekali; mikroskop adalah alat untuk melihat benda yang sangat kecil. 
  • Parel - 5 titik, bagus kelihatannya, seperti mutiara. 
  • Nonpareille - 6 titik, tak berbanding kecilnya 
  • Galjard - dahulu yang membuat adalah seorang yang bernama Gaillarde 
  • Garmond - dibuat oleh Garmond. 
  • Augustin - dipakai untuk mencetak do'a-do'a dari H. Agustinus 
  • Cicero - untuk mencetak kitab-kitab dari Cicero, seorang pujangga zaman Roma. 
  • Tekst - 16 titik, untuk mencetak teks-teks dari Kitab Injil 
  • Paragon - 20 titik, dibuat oleh Paragon 
  • Kanon - 32 titik, dipakai untuk mencetak Kanon 
  • Sabon - 40 titik, dibuat oleh Sabon. 
Sebelum mulai dengan menyusun suatu pekerjaan cetak, haruslah menentukan besarnya korps huruf yang akan dipakai dalam susunan itu nanti.

Untuk keperluan ini kita harus memperhatikan hal-hal seperti berikut:
  1. Jika disusun dengan huruf besar semuanya, hasil cetakannya akan kelihatan kasar dan kaku
  2. Sebaliknya, kalau semuanya disusun dengan huruf kecil, maka akan kelihatan serba kecil
  3. Oleh karena itu sebaiknya beberapa baris yang dianggap penting dapat disusun dengan huruf besar, sedangkan teks sisanya disusun dengan huruf kecil saja.
    Bagian huruf dan huruf mencuat
    Bagian huruf dan huruf mencuat

Huruf mencuat dan huruf rangkap (ligatur)

Tidak selalu gambar huruf itu seluruhnya ada di atas batang huruf. Ada Kalanya sebagian huruf, terutama yang kursif dan huruf-tulis, sedikit mencuat ke luar batang huruf. Bagian mencuat itu lain bertumpu di ruang kosong pada huruf di samping atau juga mencuat tanpa tumpuan. Terutama dalam hal terakhir itu, pencetak harus menjaga supaya bagian mencuat itu jangan sampai patah. Kadang-kadang terdapat dua huruf atau lebih pada satu batang. Pada kebanyakan jenis huruf buku hal itu terjadi dengan ff-fi-fl-ffi-ffl, kadang-kala juga dengan fb-fh-fk. Huruf rangkap pada satu batang itu disebut: ligatur.

Takik pada batang huruf

Di bawah gambar huruf pada batang huruf terdapat takik. Takik ini bagi penyusun huruf merupakan tanda untuk mencegah terbaliknya huruf waktu disusun.

Bahan rawan

Logam agak lunak yang dipakai untuk mengecor huruf itu, terutama terdiri campuran timah, timbal (timah hitam) dan antimonium. Logam ini sangat peka terhadap pukulan atau benturan. Kait-kait halus yang terdapat pada banyak jenis huruf, jelas tidak tahan terhadap pelemparan atau jatuh. Kalau bahan yang rawan itu sampai mengalami kerusakan, walaupun sedikit saja pada gambar huruf, maka bagian yang rusak itu tidak menekan lagi pada kertas. Barang cetakan dengan huruf-huruf yang rusak memberi kesan gambar tak rapi.