Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Permukaan

Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Permukaan - Pada pembahasan materi Agro, Irigasi dan Drainase kali ini akan membahas mengenai makalah operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan juga pengumpulan data hidrologi, agroklimatologi, jenis tanaman, penyusunan rencana pola tanam, faktor-faktor yang mempengaruhi pola tata tanam, sistem golongan, rencana pembagian air, pemberian air irigasi, melaksanakan tata tanam dan pembagian air, kalibrasi, kegiatan pemeliharaan dan pencegahan jaringan irigasi, perbaikan darurat, untuk lebih jelasnya dapat disimak dalam penjelasan berikut ini!

Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Permukaan

1. Pengoperasian

Dalam arti yang sempit, operasi jaringan irigasi adalah pengaturan pintu-pintu pada bangunan air (bendung, bangunan bagi dan lain-lain) untuk menyadap air dari sumber air, mengalirkannya ke dalam jaringan irigasi, memasukan air kepetak-petak sawah, serta membuang kelebihari air ke saluran pembuang. Dalam arti yang luas, operasi adalah usaha-usaha untuk memanfaatkan prasarana irigasi (jaringan irigasi) secara optimal.

Menurut PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi dalam pasal 1, Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air pada jaringan irigasi yang meliputi penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data, monitoring dan evaluasi.
Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Permukaan
Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Permukaan

Kegiatan operasi meliputi :
  • Pengumpulan Data
Adapun data yang harus dikumpulkan untuk keperluan operasi yang baik dan benar serta kesinambungannya, meliputi data:
  1. Data hidrologi antara lain data debit air tersedia,
  2. Data agroklimatologi antara lain kebutuhan air tanaman; dan
  3. Data jenis tanaman, macam, dan arealnya.
  • Penyediaan Air Irigasi
Penyediaan dan pengaturan air irigasi dimulai dan air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tanaman yang berasal dan:
  1. Air hujan yang jatuh di daerah yang bersangkutan; dan
  2. Air irigasi dan sumber air (sungai, waduk, mata air, air tanah yang dipompa).
Penyediaan air irigasi ditujukan untuk mendukung produktivitas lahan dalam rangka meningkatkan produksi pertanian yang maksimal dengan tetap memperhatikan kepentingan lainnya. Penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada merupakan prioritas utama penyediaan sumber daya air di atas semua kebutuhan.

Kebutuhan air irigasi di Indonesia umumnya diambil dari sumber air, seperti sungai yang tidak didukung oleh waduk yang diperkirakan meliputi ± 89% dari total areal irigasi, sedangkan yang sudah didukung waduk baru sekitar ± 11 % dan total areal irigasi.

Karena jumlah air yang tersedia di sungai selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, maka perlu ditentukan besarnya debit air yang tersedia, yang diharapkan agar secara pasti dapat dipergunakan sebagai dasar perencanaan untuk mengatur rencana pembagian air dan menentukan rencana tata tanam.

Debit air tersedia tidak dapat dimanipulasi dalam arti disimpan dulu, tetapi semua kegiatan yang berkaitan dengan memanfaatkan air irigasi harus menyesuaikan dengan debit yang tersedia, baik waktu pemanfaatan dan jumlahnya. Waktu tersedianya juga cenderung makin pendek sebagai akibat rusaknya hutan daerah tangkapan air di bagian hulu, sebaliknya jumlah tersedianya melebihi yang dibutuhkan, dimana terjadi banjir dan tidak dapat dimanfaatkan.

Rencana tahunan penyediaan air irigasi pada setiap daerah irigasi disusun oleh dinas kabupaten/kota atau dinas provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan usulan perkumpulan petani pemakai air (P3A) dan atau pemakai air irigasi lainnya. Rencana tahunan penyediaan air irigasi tersebut harus dibahas dan disepakati dalam komisi irigasi.

Penyusunan Rencana pola Tanam

Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman yang akan dibudidayakan dalam suatu lahan beririgasi dalam satu tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tanam antara lain,
  1. Ketersediaan air dalam satu tahun,
  2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut,
  3. Jenis tanah setempat,
  4. Kondisi umum daerah tersebut, misal genangan,
  5. kebiasaan dan kemampuan petani setempat.
Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan. Pola tata tanam adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu musim tanam. Sedang pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda.

Ada dua hal pokok yang mendasari diperlukannya pola tata tanam, (1) Persediaan air irigasi di musim kemarau yang terbatas, (2) pemanfaatan air irigasi yang terbatas harus dengan sebaik-baiknya, sehingga tiap petak mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

Tata tanam adalah upaya pengaturan air yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, jenis tanaman dan luas baku sawah pada suatu lahan pertanian. Rencana tanam yang dilakukan agar tidak terjadi kekacauan dalam pembagian dan pemberian air. Rencana tata tanam yang disusun meliputi (1) Rencana luas tanam, (2) Awal pemberian air (pembibitan, garapan dan tanam), (3) Akhir pemberian air. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tata tanam adalah:

Iklim

Keadaan pada musim hujan dan musim kemarau akan berpengaruh pada persediaan air untuk tanaman dimana pada musim hujan maka persediaan air untuk tanaman berada dalam jumlah besar, sebaliknya pada musim kemarau persediaan air akan menurun.

Topografi

Merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut, berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Debit Air yang Tersedia

Debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.

Sosial Ekonomi Dalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah, sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis tanaman.

Tujuan pola tata tanam adalah untuk memanfaatkan persediaan air irigasi seefektif mungkin, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan tujuan dari penerapan pola tata tanam adalah sebagai berikut:
  1. Menghindari ketidakseragaman tanaman.
  2. Menetapkan jadwal waktu tanam agar memudahkan dalam usaha pengelolaan air irigasi.
  3. Peningkatan efisiensi irigasi.
  4. Persiapan tenaga kerja untuk penyiapan tanah agar tepat waktu.
  5. Meningkatkan hasil produksi pertanian.
Berdasarkan pada tujuan pola tata tanam diatas ada beberapa faktor yang diperhatikan untuk merencanakan pola tata tanam, yaitu:

Awal tanam

Wilayah Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Oleh karena itu dalam pola tata tanam awal tanam merupakan hal yang penting untuk direncanakan. Pada awal tanam, biasanya musim hujan belum turun sehingga persediaan air relatif kecil. Untuk menghindari kekurangan air, maka urutan tata tanam pada waktu penyiapan lahan diatur sebaik-baiknya.

Jenis tanaman

Setiap jenis tanaman mempunyai tingkat kebutuhan air yang berdeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, jenis tanaman yang diusahakan harus diatur agar kebutuhan air dapat terpenuhi. Adapun jenis tanaman yang diusahakan adalah:

Tanaman padi

Padi merupakan tanaman yang memerlukan banyak air selama pertumbuhannya. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 4 kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.

Tanaman tebu

Selain tanaman padi, tanaman lain yang perlu diperhatikan dalam hal pengairan adalah tanaman tebu. Tanaman tebu diberi air secukupnya pada musim kemarau tetapi tebu tidak perlu diairi pada musim hujan. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman tebu adalah 1,5 kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.

Tanaman palawija

Yang termasuk dalam tanaman palawija antara lain adalah jagung, kedelai, tembakau, kapas, cabe, kacang dan lain-lain. Tumbuhan tersebut biasanya ditanam dalam musim kemarau dan tidak membutuhkan banyak air. Kebutuhan air untuk tanaman palawija adalah 0,2-0,25 l/dtk/ha.

Luas areal

Semakin luas areal persawahan yang diairi, maka kebutuhan air irigasi semakin banyak. Pengaturan luas tanaman akan membatasi besarnya kebutuhan air tanaman. Pengaturan ini hanya terjadi pada daerah yang airnya terbatas. Luas tanam juga mempengaruhi besarnya intensitas tanam. Intensitas tanam adalah perbandingan antara luas tanam per tahun dengan luas lahan.

Debit yang tersedia

Apabila debit yang tersedai cukup besar, maka hampir semua jenis tanaman dapat dipenuhi kebutuhannya sehingga pada umumnya pemberian air dapat dilakukan terus-menerus.

Jenis pola tanam

Penentuan jenis pola tata tanam biasanya disesuaikan dengan debit air yang tersedia pada setiap musim tanam. Jenis pola tanam suatu daerah irigasi dapat digolongkan menjadi, (a) Padi – Padi, (b) Padi – Padi – Palawija, (3) Padi – Palawija – Palawija

Sistem Golongan

Jika debit air yang tersedia sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah mengatur perlu tidaknya sistem golongan, hal ini disebabkan untuk pengolahan tanah pada awal musim tanam padi dipenlukan air sangat banyak, terutama bagi tanaman musim hujan yang justru harus dimulai pada akhir musim kemarau, dimana debit sungai pada umumnya masih kecil dan curah hujan masih sedikit. Oleh karena itu untuk pengaturan air irigasi perlu dilakukan dengan sistem golongan, dimana awal pengolahan tanah seluruh daerah irigasi tidak serentak.

Caranya daerah irigasi tersebut dibagi-bagi menjadi beberapa bagian (3-5 bagian/golongan), dimana awal pemberian air untuk masing-masing bagian tidak sama. Pada umumnya berjarak 10 atau 15 hari antara golongan yang satu dengan golongan benikutnya. Cara ini disebut pembagian air secara golongan, masing-masing bagian daerah irigasi tersebut dinamakan golongan. Dengan sistem golongan ini terdapat keuntungan berupa dapat diperkecilnya dimensi saluran dan bangunan, akibat dapat diperkecilnya puncak kebutuhari air.

Rencana Pembagian Air

Rencana tahunan pembagian air irigasi disusun oleh dinas kabupaten/kota atau dinas provinsi yang membidangi irigasi sesual dengan kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi usulan perkumpulan petani pemakai air (P3A) dan pemakai air untuk kepentingan lainnya.

Rencana pembagian air irigasi ditetapkan oleh bupati/walikota atau gubernur sesuai dengan kewenangan dan atau penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan kepada pemenintah daerah yang bersangkutan, sedangkan rencana tahunan pemberian air irigasi pada daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional yang belum dilimpahkan kepada pemenintah provinsi atau pemenintah kabupaten/kota disusun oleh instansi tingkat pusat yang membidangi irigasi dan disepakati bersama dalam forum koordinasi komisi irigasi atau yang disebut dengan nama lain dan ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan hak guna air untuk irigasi yang tetah ditentukan atau kebutuhan air irigasi yang diperlukan berdasarkan usulan petani.

Pemberian Air Irigasi

Rencana pemberian air irigasi disusun oleh dinas kabupaten/kota atau dinas provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi, usulan perkumpulan petani pemakai air (P3A) dan pemakai air untuk kepentingan lainnya. Rencana pemberian air irigasi harus disepakati oleh komisi irigasi kabupaten/kota atau komisi irigasi provinsi sesuai dengan cakupan tugasnya berdasarkan, (1) kebutuhan air irigasi yang diperlukan; dan, (2) kesepakatan dengan perkumpulan petani pemakai air (P3A).

Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan untuk menerapkan cara pemberian air irigasi ke petak tersier yaitu:

(1) Jika kondisi debit Iebih besar dari 70% debit rencana
Air irigasi dan saluran primer dan sekunder diatirkan secara terus menerus (continuous flow) ke petak-petak tersier metalui pintu sadap tersier. Dalam petak tersien air tetap mengatir dan petak sawah yang lebih tinggi ke petak sawah yang tebih rendah. Jika ada kelebihari air maka air dan petak sawah yang terendah akan masuk ke saluran pembuang.

(2) Kondisi debit kurang dari 70 % sampai dengan 50 % dari debit rencana
  • Apabila kondisi debit tersedia kurang dari 70% sampai dengan 50% dari debit rencana, maka pelaksanaan pemberian air ke petak-petak tersier dilakukan dengan rotasi. Pelaksanaan rotasi dapat diatur antar sekunder, misal suatu jaringan irigasi mempunyai 2 (dua) sekunder yaitu sekunder A dan sekunder B, maka selama 3 (tiga) hari air irigasi dialirkan ke sekunder A dan 3 (tiga) hari berikutnya ke sekunder B begitu setiap 3 (tiga) hari ditakukan pergantian sampai suatu saat debitnya kembali normal dan pemberian air berubah menjadi continuous flow.
  • Rotasi juga dapat dilakukan antar petak tersier, dimana petak-petak tersier sudah diberi nomor 1, 2, 3, dan pada umumnya tidak lebih dan 4 maka, tiap 3 (tiga) hari pertama air dialirkan ke petak-petak tersier yang bernomor ganjil dan 3 (tiga) hari berikutnya dialirkan ke petak-petak tersier yang bernomor genap.
(3) Cara pemberian air intermitten
Cara pembenian air intermitten biasanya dilaksanakan jika jaringan irigasi mempunyai sumber air dari waduk, atau dan sistem irigasi pompa, dimana misalnya 1 (satu) minggu air waduk dialirkan ke jaringan irigasi dan 1 (satu) minggu kemudian waduknya ditutup demikian seterusnya sehingga setiap minggu dapat air dan satu minggu kemudian tidak dapat air. Pada sistem irigasi pompa, juga demikian misalnya 1 (satu) hari pompa dihidupkan dan 1 (satu) hari kemudian tidak dihidupkan.

Melaksanakan Tata Tanam dan Pembagian Air

Tata tanam yang telah disusun harus dilaksanakan sesuai dengan waktu dan besaran/volume pembagian air yang direncanakan walaupun dalam pelaksa-naannya sering dijumpai rencana pembagian air kurang dari volume rencana disebabkan debit tersedia (dependable flow) meleset 20%. Ditambah faktor penggundulan daerah tangkapan air (catchment area), maka lebih sering mengalami kekurangan air.

Kalibrasi

Kegiatan kalibrasi dimaksudkan untuk menera kebenaran debit yang keluar baik dari pintu bendung, bangunan bagi primer dan bagunan bagi sekunder. Peneraan biasanya menggunakan alat current meter dan pelampung.

Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan operasi berkaitan dengan pembagian air irigasi, agar pembagian dapat adil dan merata maka kegiatan operasi pada jaringan utama sampai dengan kegiatan pada pintu tersier harus dilaksanakan oleh aparat/petugas Dinas PU Pengairan (swakelola).

2. Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Menurut PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi dalam pasal 1, Pemeliha-raan Jaringan Irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertaharikan kelestariannya.

Jaringan inigasi dapat cepat rusak karena adanya hujan/air, sengatan sinar dan panas matahari secara Iangsung, hewan/manusia, tanaman liar, atau karena rancangan dan konstruksi fasilitas dan jaringan yang kurang baik, sehingga:
  1. Sinar matahari yang panas akan mengakibatkan keretakan yang memudahkan badan saluran terkikis;
  2. Hujan lebat akan menekan dan menerpa badan bangunan sehingga mudah tergerus atau tererosi;
  3. Air yang mengalir deras melebihi kecepatan rencana, akan mengikis badan saluran sehingga proses penggerusan dan erosi akan terjadi sangat mudah;
  4. Keberadaan hewan yang dilepas secara liar di sekitar bangunan dan fasilitas inigasi akan dapat menusak fasilitas tersebut apabila tidak ditangani secara baik,
  5. Bagian dan tanaman liar (daun, batang, akar) akan mengganggu kelancaran pengaliran air;
  6. Ukuran, letak, spefisikasi, dan kualitas bangunan yang tidak tepat akan berpengaruh negatif terhadap pemeliharaan jaringan; dan
  7. Sementara itu, perbuatan manusia yang seringkali kurang sadar dan kurang memahami pentingnya upaya pembagian air, dengan sendirinyaakan banyak berpengaruh terhadap tidak efektifnya fungsi jaringan irigasi.
Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi meliputi :

Pengamanan

Kegiatan pengamanan jaringan irigasi antara lain:
  1. Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya, misalnya, di sekitar bangunan utama, siphon, ruas saluran yang tebingnya curam, daerah padat penduduk dan lain sebagainya.
  2. Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci.
  3. Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran berupa portal, patok.
Kegiatan pencegahan antara lain:
  1. Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah hulu dan ± 1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  2. Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan dengan memasang papan larangan.
  3. Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
  4. Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan bangunan di dalam garis sempadan saluran.
  5. Petugas pengelola irigasi harus mengontrol patok-patok batas tanah pengairan supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.
  6. Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi yang melebihi kelas jalan.
  7. Melarang mandi di sekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang berbahaya.
  8. Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di tanggul saluran irigasi.
  9. Mengadakan penyuluhari/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait tentang pengamanan fungsi Jaringan Irigasi.

Pemeliharaan Rutin

Kegiatan perawatan rutin ini biasanya muncul setiap tahun seperti:
  1. Membersihkan sampah, lumpur dan lain-lain pada bangunan ukur dan pintu air
  2. Memotong rumput dan tumbuhan pengganggu di sepanjang saluran
  3. Merapihkan lubang saluran
  4. Menutup bocoran kecil
  5. Memberi pelumas pintu air

Pemeliharaan Berkala

Kegiatan pemeliharaan berkala meliputi:
a. Kegiatan pemeliharaan berkala yang muncul setiap 2 tahun sampai dengan 5 tahun, misalnya:
  1. Mengecat pintu air
  2. Mengganti skolt balk yang lapuk
  3. Menggali endapan di saluran
  4. Memperbaiki sayap bangunan, tembok saluran
  5. Memperbaiki dan mengecat rumah bangunan-bangunan bagi
b. Kegiatan pemeliharaan berkala yang muncul setiap 5-10 tahun, misalnya:
  1. Meninggikan tanggul saluran
  2. Memperbaiki bendung (sayap, pintu air dan lain-lain)
  3. Mengganti pintu air yang rusak
  4. Memperbaiki kerusakan akibat bencana alam secara permanen, dimana lebih dulu sudah dilaksanakan dengan perbaikan darurat.
  5. Membeli kendaraan roda 4 (untuk mengganti yang sudah rusak)
  6. Membeli peralatan hidrologi/hidrometri
  7. Meninggikan tanggul sungai, tanggul saluran
  8. Memperbaiki bendung (sayap, pintu air, dll)
  9. Mengganti pintu air yang rusak
  10. Menambah bangunan baru seperti : lining saluran, gorong-gorong, pintu air dan lain-lain ( biasanya masuk program penyempurnaan).
  11. Kegiatan-kegiatan yang dikategorikan masuk program peningkatan seperti pintu sorong diganti dengan pintu Romijn, pintu bendung dilengkapi dengan mesin listrik, jalan inspeksi diperkeras, dll.

Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat adalah perbaikan sebagai akibat bencana alam dan/atau kerusakan berat akibat terjadinya kejadian luar biasa dan perlu penanggulangan darurat agar jaringan irigasi dapat segera berfungsi. Tergantung pada tingkat kerusakannya, maka pelaksanaan kegiatan perbaikan darurat dapat dilaksanakan oleh petani, pengurus P3A atau petugas pemerintah (kondisi seperti ini dengan sendirinya memerlukan musyawarah untuk kesepakatan). Kemudian kalau sudah tersedia dana, barulah dilaksanakan perbaikan permanen dikemudian hari.

Kegiatan pemeliharaan selalu berkaitan dengan fisik jaringan irigasi, oleh karena itu pelaksanaan pemeliharaan dapat dilaksanakan secara swakelola atau dapat dikontrakkan.

Sekian pembahasan mengenai Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Permukaan dan juga pengumpulan data hidrologi, agroklimatologi, jenis tanaman, penyusunan rencana pola tanam, faktor-faktor yang mempengaruhi pola tata tanam, sistem golongan, rencana pembagian air, pemberian air irigasi, melaksanakan tata tanam dan pembagian air, kalibrasi, kegiatan pemeliharaan dan pencegahan jaringan irigasi, perbaikan darurat, semoga dapat membantu sobat dalam lebih memahami pelajaran, selamat belajar!