Pengaruh dan Dampak Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Pengaruh dan Dampak dari Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman - Pada pembahasan materi Agro, irigasi dan drainase kali ini akan membahas mengenai pengaruh cekaman atau kekurangan air pada pertumbuhan hasil tanam dan juga tentang dampak yang ditimbulkan jika air terlalu berlebihan atau kelebihan air pada tanaman, untuk lebih jelasnya mengenai materi tersebut, sobat dapat simak dalam penjelasan singkat berikut ini

Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel. Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman atau kekurangan air. Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi.

Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO 2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya.
Pengaruh dan Dampak Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Pengaruh dan Dampak Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil.

Cekaman air yang terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup tanaman mengakibatkan penurunan nilai indeks luas daun (leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup.

Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan CO 2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa. Disamping itu penutupan stomata merupakan faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap cekaman air yang berat. Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat diperpendek atau diperpanjang tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya cekaman air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang tunggak berbunga dan masak lebih awal dibawah tingkat cekaman air sedang, tetapi cekaman air yang berat menunda aktivitas reproduktif.

Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Pada umumnya tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang lebih panjang daripada tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar. Peningkatan pertumbuhan akar di bawah kondisi cekaman air ringan sampai sedang mungkin sangat penting dalam menyadap persediaan air baru bagi suatu tanaman.

Hasil penelitian Nour dan Weibel tahun 1978 menunjukkan bahwa kultivarkultivar sorghum yang lebih tahan terhadap kekeringan, mempunyai perakaran yang lebih banyak, volume akar lebih besar dan nisbah akar tajuk lebih tinggi daripada lini-lini yang rentan kekeringan.

Hasil penelitian Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) menunjukkan bahwa perakaran tanaman ercis yang mengalami cekaman air pada paruh kedua dari siklus hidupnya tidak dapat menjelajahi keseluruhan lapisan tanah pada kedalaman 45 – 75 cm. Dengan kata lain tanaman ercis tidak dapat mengekstrak air di bawah kedalaman 70 cm. akibat lebih lanjut cekaman air akan menurunkan hasil tanaman, dan bahkan tanaman gagal membentuk hasil. Jika cekaman air terjadi pada intensitas yang tinggi dan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan kerusakan atau kematian pada tanaman.

Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap cekaman air tergantung fase pertumbuhan saat cekaman air tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif yang cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan dengan jika cekaman air terjadi pada fase pertumbuhan lainnya. Proses-proses fisiologi yang mengakibatkan perubahan hasil karena cekaman air. Untuk mengetahui apakah tanaman cukup air atau tidak, dapat melihat gejala-gejala yang ditampakkan oleh tanaman.

Diantaranya adalah adalah dengan cara :
  1. pengecekan media tanam, 
  2. pengecekan gejala fisiologis tanaman.

Pengecekan Media Tanam

Jika media terasa remah lepas, berarti media sedikit mengandung air. Periksa dengan membuat lubang sebesar ibu jari dengan kedalaman 1,5 – 3 cm. Jika kering maka kelembaban tanaman rendah dan tanaman perlu disiram.

Gejala Fisiologis Tanaman:
Amati tanaman yang ditanam, jika tanaman memperlihatkan gejala-gejala berikut, maka lakukan tindakan pemberian air.
  1. Jika tanaman layu dan daun tua coklat dan mengering, dicurigai tanaman kekurangan air. Periksa media dan gejala lain apakah disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman lainnya. Jika pinggiran daun berwarna coklat dan kering untuk tanaman kekurangan air.
  2. Jika berbunga dan kurang air, maka bunga akan gugur dengan cepat.
  3. Jika daun ujungnya coklat, kemungkinan besar kelebihan air.
  4. Dalam media yang terlalu lembab, akar akan membusuk. Dampak kandungan lengas pada perkembangan sistem perakaran.

Dampak Kelebihan Air pada Tanaman

Kelebihan air pada tanaman biasanya terlihat ketika awal musim hujan atau akhir musim kemarau, dan pada saat pertengahan musim hujan. Yang sangat berdampak bagi pertumbuhan tanaman dapat di lihat pada awal musim hujan akhir musim kemarau. Hal ini dicirikan oleh sinar matahari cukup banyak, suhu udara panas, kelembaban udara absolute tinggi, kelembaban udara relatip tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah maupun air permukaan sedikit. Dampaknya bagi tanaman yaitu proses transpirasi atau proses pendinginan yang terganggu karena tingginya nilai kelembaban.

Keadaan ini diperparah dengan sulitnya proses pendinginan secara konduksi lewat daun, karena batang panas pada fase musim ini juga tinggi. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan batang tanaman nampak layu meski masih nampak hijau. Kalau kondisi parah ranting dan daun akan menguning dan rontok.

Kesalahan yang sering dilakukan pada fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul anggapan tanaman kurang air. Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air seperti pada musim panas, namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi terhambat. Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang penyakit.

Pertengahan musim hujan, dicirikan oleh sinar matahari terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah.

Dampak bagi tanaman antara lain Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun atau bagian-bagian yang kaya karbohidratcepat atau lambat akan diserang oleh jamur.

Sekian pembahasan mengenai Pengaruh dan Dampak Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman, semoga dapat menjawab apa yang sobat cari, selamat belajar!