Periode Kritis, Pesemaian, Reproduktif, Pematangan Pertumbuhan Tanaman

Hal-hal yang Mempengaruhi Periode Kritis, Pesemaian, Reproduktif, Pematangan Pertumbuhan Tanaman - Pada pembahasan materi Agro, irigasi dan drainase kali ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab atau hal yang menjadi pengaruh penting di saat masa kritis, pesemaian, reproduktif, pematangan di dalam pertumbuhan tanaman, untuk lebih jelasnya tentang topik ini, dapat kalian simak dalam penjelasan singkat berikut ini!

Pengaruh Masa Kritis, Pesemaian, Reproduktif, Pematangan pada Pertumbuhan Tanaman

Periode Kritis

Setiap tanaman memiliki masa-masa keritis pertumbuhan yang berbeda. Misalnya tanaman padi. Masa pertumbuhan tanaman padi dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
  • masa pesemaian yaitu masa 10-30 hari sesudah semai atau biasa juga dikenal dengan istilah juvenile priod, 
  • masa pertumbuhan vegetatif yaitu 0 - 60 hari sesudah tanam, 
  • periode reproduktif atau generatif yaitu 50-100 hari sesudah tanam, dan 
  • masa pematangan yaitu 100-120 hari sesudah tanam atau biasa dikenal dengan ripening priod.
    Periode Kritis, Pesemaian, Reproduktif, Pematangan Pertumbuhan Tanaman
    Periode Kritis, Pesemaian, Reproduktif, Pematangan Pertumbuhan Tanaman

Periode Pesemaian

Periode  ini  merupakan  awal  pertumbuhan  yang  mencakup  tahap perkecambahan benih serta perkembangan akar muda (radicle) dan daun muda. Selama periode ini air yang dikonsumsi sedikit sekali. Apabila benih tergenang cukup dalam pada waktu cukup lama sepanjang periode perkecambahan, maka pertumbuhan akar muda akan terganggu karena kekurangan oksigen.

Pertumbuhan vegetatif

Periode ini merupakan periode berikutnya setelah tanam (transplanting) yang mencakup masa-masa berikut, yaitu (a) tahap pemulihan dan pertumbuhan akar yaitu 0-10 hari sesudah tanam, (b) tahap pertumbuhan anakan maksimum yaitu 10-50 hari sesudah tanam atau maximum tillering dan (c) pertunasan efektif yaitu 35-45 hari sesudah tanam. Selama periode ini akan terjadi pertumbuhan jumlah anakan. Segera setelah tanam, kelembaban yang cukup diperlukan untuk perkembangan akar-akar baru. Kekeringan yang terjadi pada peiode ini akan menyebabkan pertumbuhan yang jelek dan hambatan pertumbuhan anakan sehingga mengakibatkan penurunan hasil.

Pada tahap berikutnya setelah tahap pertumbuhan akar, genangan dangkal diperlukan selama periode vegetatif ini. Pengeringan atau drainase akan membantu pertumbuhan anakan dan juga merangsang perkembangan sistem perakaran tanaman untuk masuk ke lapisan tanah bagian bawah. Fungsi respirasi akar pada periode ini sangat tinggi sehingga ketersediaan udara dalam tanah dengan cara drainase diperlukan untuk menunjang pertumbuhan akar yang mantap. Selain itu drainase juga membantu menghambat pertumbuhan anakan tak efektif (non-effective tillers).

Periode reproduktif (Generatif)

Periode reproduktif ini mengikuti periode anakan maksimum dan mencakup tahap perkembangan awal malai atau panicle primordial yang terjadi 40-50 hari sesudah tanam, masa bunting yaitu 50-60 hari sesudah tanam, pembentukan bunga yaitu 60-80 hari sesudah tanam atau heading and flowering. Situasi ini dicirikan dengan pembentukan dan pertumbuhan malai. Pada sebagian besar dari periode ini dikonsumsi banyak air. Kekeringan yang terjadi pada periode ini akan menyebabkan beberapa kerusakan yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan malai, pembungaan dan fertilisasi yang berakibat pada peningkatan sterilitas sehingga mengurangi hasil.

Periode Pematangan (Ripening Atau Fruiting)

Periode ini merupakan periode terakhir dimana termasuk tahapan pembentukan padi susu yaitu 80-90 hari sesudah tanam atau milky, pembentukan pasta yaitu 90-100 hari sesudah tanam atau dough, dan masa matang kuning yaitu 100-110 hari sesudah tanam atau yellow ripe dan matang penuh yaitu 110-120 hari sesudah tanam atau full ripe. Selama periode ini sedikit air diperlukan dan secara berangsur-angsur sampai sama sekali tidak diperlukan air sesudah periode matang kuning (yellow ripe).

Selama periode ini drainase perlu dilakukan, akan tetapi pengeringan yang terlalu awal akan mengakibatkan bertambahnya gabah hampa dan beras pecah (broken kernel), sedangkan pengeringan yang terlambat mengakibatkan kondisi kondusif tanaman rebah. Pada periode vegetatif jumlah air yang dikonsumsi sedikit, sehingga kekurangan air pada periode ini tidak mempengaruhi hasil secara nyata asalkan tanaman sudah pulih dan sistim perakarannya sudah mapan.

Tahapan sesudah panicle primordia, khususnya pada masa bunting, heading dan pembungaan memerlukan air yang cukup. Kekurangan air selama periode tersebut menghasilkan pengurangan hasil tak terpulihkan. Dengan demikian perencanaan program irigasi di areal dimana jumlah air irigasinya terbatas untuk menggenangi sawah pada seluruh periode, prioritas harus diberikan untuk memberikan air irigasi selama periode pemulihan dan pertumbuhan akar serta seluruh periode pertumbuhan reproduktif.

Sekian pembahasan materi mengenai Periode Kritis, Pesemaian, Reproduktif, Pematangan Pertumbuhan Tanaman, semoga dapat mudah dimengerti oleh sobat dan sesuai dengan harapan, jika bukan artikel ini yang sobat cari, silahkan gunakan menu search atau mungkin artikel di bawah ini yang sobat cari, selamat belajar!