Perawatan Sistem dan Alat Irigasi Tetes Serta Efisiensi

Perawatan Sistem dan Alat Irigasi Tetes Serta Efisiensi - Pada materi agro, irigasi dan drainase kali ini akan membahas mengenai perawatan sistem alat irigasi dan cara menghitung tingkat efisiensi dari sistem irigasi tetes yang biasanya dipakai di dalam pengairan pertanian, untuk lebih jelas dan mudah dipahami lagi tentang isi dari materi ini, silahkan sobat baca pada penjelasan singkat berikut ini!

Perawatan Sistem Irigasi Tetes

Sistem irigasi tetes yang dipasang untuk mengairi tanaman harus berfungsi secara efisien sepanjang masa pertumbuhan tanaman dalam satu musim.

Kesalahan yang terjadi pada masa titik kritis dalam suatu siklus produksi tanaman dapat menyebabkan terjadinya kehilangan hasil. Kegagalan sistem sering terjadi karena permasalahan pemeliharaan sistem jaringan irigasi yang tidak memadai, terutama jika sistem ini juga digunakan sebagai sarana pemupukan (fertigation) yang bertujuan untuk menyediakan unsur hara kepada tanaman di daerah perakaran tanaman. Pemeliharaan sistem jaringan irigasi tetes memerlukan banyak waktu dan pengetahuan karena hal ini akan menentukan keberhasilan.

Beberapa hal penting yang perlu dilakukan dalam perawatan sistem irigasi tetes, yaitu:
Perawatan Sistem dan Alat Irigasi Tetes Serta Efisiensi
Perawatan Sistem dan Alat Irigasi Tetes Serta Efisiensi

Pengecekan Kualitas Air

Air yang digunakan untuk irigasi tetes dapat berasal berbagai sumber antara lain air sumur, kolam, sungai, danau, air kran yang digunakan untuk rumah tangga. Air yang berasal dari berbagai sumber ini memiliki perbedaan dalam kualitas. Air sumur dan air yang berasal dari air minum biasanya bersih dan mungkin membutuhkan hanya saringan atau filter untuk menghilangkan partikel padat, akan tetapi bagimanapun bersihnya air tersebut secara fisik, perlu dilakukan analisis awal sebelum digunakan untuk sistem irigasi tetes, karena mungkin saja air tersebut mengandung bahan pencemar.

Analisis kualitas air ini akan mengidentifikasi bahan-bahan anorganik seperti pasir dan debu, bahan-bahan organik pada seperti alga, bakteri dan lumpur, bahan padat terlarut seperti besi, belerang dan zat kapur (Calsium), dan pH air. Pengujian air bisa dilakukan oleh di laboratorium. Untuk itu perlu dilakukan terlebih  pengambilan contoh air yang kemudian dimasukkan ke dalam kemasan botol yang bersih.

Jika sumber air yang digunakan merupakan air untuk rumah tangga, analisis tetap diperlukan yang meliputi analisi hasil jumlah bakteri, kandungan nitrat, kadar garam, klorida, sodium, zat kapur.

Kandung asam belerang dapat diketahui bila air terasa bau seperti telur busuk. Jika dari hasil analisa menunjukkan adanya faktor-faktor yang berpotensi untuk menyebabkan terjadinya penyumbatan maka diperlukan tindakan esktra hati-hati. Jika kandungan bahan pencemar menunjukan kadarnya tinggi, maka hal ini tidak baik jika digunakan untuk sistem irigasi tetes, dan diperlukan perbaikan kualitas air (water treatment) terlebih dahulu sebelum digunakan.

Beberapa jenis air permukaan seperti sungai, kolam, danau atau kran rumah tangga mungkin saja mengandung bakteri, ganggang, atau mahluk hidup di air lainnya. Media penyaring pasir sangat diperlukan, walaupun media penyaring pasir mahal jika dibandingkan dengan saringan biasa, karena media penyaring pasir ini memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyaring bahan-bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam air.

Penggunaan Bahan Kimia

Sangat disayangkan bahwa penyaringan saja tidak cukup untuk memecahkan persoalan tentang kualitas air. Penggunaan bahan-bahan kimia diperlukan untuk mengatasi alga (ganggang), kandungan besi dan bakteri, belerang, dan organisme penyakit. Bahan kimia dapat menyebabkan beberapa zat pengendap di air dan material lain mengendalikan daya larut atau terlarut dalam air.

Klorine adalah bahan kimia utama yang digunakan untuk membunuh mikrobial aktif, untuk menguraikan bahan organik dan mengoksidasi mineral terlarut yang menyebabkan mengendap dalam air. Perlakuan pengasaman digunakan untuk menurunkan pH untuk menjaga agar kelarutan mangan, besi, dan kalsium tetap tinggi agar tidak menyebabkan penyumbatan pada pipa atau emitter.

Kalium permanganat juga digunakan mengoxidasi besi pada kondisi yang sama. Hal ini direkomendasikan digunakan pada tempat sistem penyaringan setelah perlakuan kimia untuk menghilangkan beberapa endapan dibentuk. Untuk melaksanakan  pencegahan secara  kimia diperlukan perlengkapan injeksi menurut kelas toksistas dari bahan kimia yang dicampurkan.

Penjernihan Air

Jika air yang digunakan untuk irigasi tetes tidak jernih, dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada sistem irigasi tetes. Untuk itu perlu dilakukan penjernihan air yang biasa dilakukan dengan penambahan zat klorine ke sumber air. Klorin bertindak sebagai bahan pengoksidasi di dalam air dan dengan tujuan utama menghilangkan bahan organik. Klor bebas yang ada juga akan bereaksi secara kuat dengan bahan-bahan yang dapat teroksidasi seperti besi, mangan dan asam belerang (H 2 S). Agar efektif, sisa klor aktif dalam jumlah ppm dari klorin yang tersedia harus dapat terukur pada ujung pipa lateral dari sistem irigasi.

Perawatan Filter

Baik filter penyaring biasa ataupun media penyaring media dalam sistem irigasi tetes harus selalu di cek selama atau sesudah masa penggunaan dan harus dalam keadaan bersih. Penyumbatan saringan dapat dibersihkan dengan menggunakan kuas rambut kaku atau dengan menyemprotkan air. Untuk membersihkan saringan media pasir harus dibilas dengan air dengan menggunakan tekanan. Jika kondisi filter sudah tidak dapat berfungsi, ganti dengan yang baru.

Perawatan Jaringan Sistem Irigasi Tetes

Jaringan sistem irigasi tetes yang baik, akan menjamin pasokan air pada tanaman akan terpenuhi, oleh sebab itu diperlukan perawatan. Cek jaringan pipa sistem irigasi untuk mengecek bocoran, dan perhatikan besarnya daerah basah atau siraman pada lahan pertanaman, hal ini dapat menunjukkan ada tidaknya kebocoran pada jaringan atau rusaknya alat aplikasi penetes. Juga perlu dilakukan pembilasan pipa lateral dan pipa pembagi, secara berkala untuk menghilangkan endapan yang dapat menyebabkan penyumbatan emiter. Pembilasan ini dapat dirancang secara otomatis, namun masih diperlukan pekerjaan pengecekan secara manual.

Pengecekan jaringan sistem irgasi tetes, diawali dengan pengecekan performansi kerja alat aplikasi penetesnya, jika pada jaringan pipa tidak terlihat adanya kerusakan. Namun jika kerusakan sudah terlihat pada jaringan pipanya, maka lakukan analisa tingkat kerusakan. Jika bisa diperbaiki, lakukan perbaikan, tapi jika kerusakannya berat ganti saja.

Dalam kasus dimana tidak terlihat kerusakan pada sistem jaringan, namun performansi kerja alat aplikasi penetesnya tidak maksimal setelah diperbaiki atau diganti, maka bisa dipastikan terjadi kerusakan pada jaringan pipa, dengan kemungkinan ada kebocoran atau penyumbatan. Jika yang terjadi kebocoran, maka perbaiki atau diganti sesuai dengan tingkat kerusakannya, sedangkan jika terjadi penyumbatan, maka perlu dilakukan pembilasan balik (flushing).

Jika hal ini tidak membantu, misalnya karena penyumbatan telah berlangsung lama, maka perlu penggunaan bahan kimia. Tapi semua ini harus mempertimbangkan aspek ekonomis dan ketersediaan bahan, jika biaya penggunaan bahan kimia lebih tinggi dari pada penggantian pipa yang tersumbat, maka ganti saja pipa dengan yang baru. Pengecekan jaringan sistem irigasi tetes harus dilakukan secara periodik dan terus menerus.

Perawatan Alat Aplikasi Penetes

Masalah yang paling sering terjadi pada sistem irigasi tetes adalah komponen alat aplikasi penetes. Gangguan tersebut biasanya tersumbatnya bagian nozel, hal ini disebabkan karena kondisi air yang tidak baik. Untuk pengecekan emiter yang perlu diperhatikan adalah performansi kerjanya, terutama daya tetesnya jika tidak sesuai dengan desain yang diinginkan.

Jika hal ini terjadi maka lakukanlah hal-hal berikut :
  • Lepaskan alat aplikasi peenetes dari riser,
  • Bersihkan kotoran yang ada pada nozel alat aplikasi penates,
  • Pasang kembali alat aplikasi penates pada riser
  • Hidupkan jaringan dan cek kembali performasi alat aplikasi, jika performansinya tidak maksimal ganti.

Efisiensi Sistem Irigasi Tetes

Pemberian air pada sistem irigasi tetes yang baik adalah air irigasi dialirkan secara normal dan merata pada daerah perakaran. Pada hampir seluruh keadaan, makin merata air yang didistribusikan makin baik untuk pertumbuhan tanaman. Pendistribusian air merupakan suatu daya upaya pemakaian air yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan tanah dan tanaman.

Penggunaan air irigasi yang efisien merupakan tujuan penggunaan sistem irigasi tetes. Efisiensi penyebaran untuk mengetahui banyaknya air yang mampu membasahi tanah. Efisiensi ini untuk menunjukkan dimana peningkatan dapat dilakukan yang akan menghasilkan pemberian air irigasi yang lebih efisien. Rumus untuk efisiensi penyebaran air yang menggambarkan sampai dimana air didistribusikan secara merata sebagai berikut :

dimana:
Ed = efisiensi penyebaran
y = angka deviasi rata-rata untuk kedalaman yang ditampung (cm)
d = kedalaman air rata-rata yang ditampung selama pemberian air irigasi tetes

Semakin besar nilai efisiensi yang dihasilkan dari suatu jaringan irigasi tetes maka semakin merata pula pendistribusian air pada tiap alat penates. Maka partum-buhan tanaman akan semakin baik pula. Tingginya nilai efisiensi penyebaran irigasi yang diperoleh menandakan bahwa penyebaran atau pendistribusian air pada tiap-tiap alat penetes dikatakan mendekati seragam.

Hal ini juga menunjukkan bahwa media tanam yang dilalui oleh air distribusi memiliki tekstur yang gembur, sehingga baik untuk tanaman musiman dalam menyerap unsur hara dan air yang didistribusi.

Sekian pembahasan mengenai Perawatan Sistem dan Alat Irigasi Tetes Serta Efisiensi serta rumus cara menghitung tingkat efisiensi dari jaringan irigasi tetes, selamat belajar!