Pemanfaatan Lingkungan yang Berkelanjutan bagi Kepentingan Pertanian dan Industri

Contoh Pemanfaatan Lingkungan bagi Kepentingan Pertanian dan juga Industri - Pada pembahasan materi geografi kali ini mengenai pemanfaatan lingkungan berkelanjutan bagi kepentingan pertanian dan industri, semoga dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti pemanfaatan lingkungan bagi transportasi dan perhubungan, contoh pemanfaatan lingkungan hidup, pemanfaatan lingkungan hidup yang sesuai dengan pembangunan berkelanjutan tercermin pada tindakan, contoh tindakan yang mencerminkan pemanfaatan lingkungan hidup, pemanfaatan lingkungan bagi industri, pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan, bagaimanakah pemanfaatan lingkungan yang baik, manfaat penghijauan di perkotaan, untuk lebih jelasnya dapat kalian simak dalam penjelasan singkat berikut ini!

Pemanfaatan Lingkungan yang Berkelanjutan bagi Kepentingan Pertanian dan Industri

Manusia yang diberi akal dan ilmu pengetahuan lebih dari makhluk hidup lainnya akan selalu berfikir agar bagaimana lingkungan tempat ia berada dapat diambil manfaatnya untuk kepentingan hidupnya akan tetapi manusia juga dituntut untuk arif dan bijaksana dalam memanfaatkan lingkungan itu secara berkelanjutan agar lingkungan tersebut tidak musnah atau rusak serta dapat memberikan keuntungan pula di masa yang akan datang.

Dalam bahasan ini akan disinggung bagaimana untuk memanfaatkan potensi lingkungan yang ada bagi kepentingan manusia secara berkelanjutan.

a. Pemanfaatan Lingkungan bagi Kepentingan Pertanian

Lingkungan telah menyediakan berbagai potensi, baik biotik, seperti aneka ragam tanaman, ataupun nonbiotik, seperti keadaan suhu, kesuburan tanah dan persediaan air yang ditujukan bagi kepentingan manusia, khususnya pertanian. Dalam usaha membangun pertanian, umumnya ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan demikian setiap usaha proyek, perencanaan dan pengelolaannya harus dipikirkan sematang-matangnya.

Agar pemanfaatan potensi lingkungan untuk pertanian berjalan sesuai yang diharapkan, maka perlu diadakan survei dan evaluasi tanah yang mencakup antara lain : bahaya erosi tanah, kemampuan dan kesesuaian lahan, cara-cara pengolahan yang sesuai, penggunaan insektisida yang cukup (jangan sampai melebihi dosis yang akibatnya tanah dan tanaman pertanian akan rusak). Dengan demikian dengan memperhatikan variabel-variabel di atas, lingkungan yang dijadikan sebagai lahan pertanian tidak akan mengalami kerusakan.
Pemanfaatan Lingkungan yang Berkelanjutan bagi Kepentingan Pertanian dan Industri
Pemanfaatan Lingkungan yang Berkelanjutan bagi Kepentingan Pertanian dan Industri

b. Pemanfaatan Lingkungan bagi Kepentingan Industri 

Terkadang pembangunan industri sering menimbulkan masalah-masalah lingkungan yang tiada henti-hentinya, seperti tercemarnya udara, air, udara dan lain sebagainya. Dalam hal ini bukan berarti kita tidak butuh akan industri, karena industri pemegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan kesejahteraan manusia. Akan tetapi, agar dalam pelaksanaannya pembangunan industri harus memenuhi kaidah-kaidah terhadap lingkungan. Menurut Supardi (1994: 94) memberikan pendapatnya agar pembangunan industri selaras dengan lingkungan, maka dilakukan hal-hal sebagi berikut.
  1. Evaluasi pengaruh sosial, ekonomi, dan ekologi secara umum maupun khusus.
  2. Survei mengenai pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul pada lingkungan
  3. Penelitian dan pengawasan lingkungan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dari sini akan didapatkan mengenai jenis perindustrian yang cocok dan menguntungkan.
  4. Buatlah formulasi mengenai kriteria analisis biaya, keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan pengolahan proyek.
  5. Bila penduduk setempat terpaksa mendapat pengaruh negatif, maka buatlah pembangunan atau alternatif jalan untuk kompensasi kerugian sepenuhnya.

Contoh Pengelolaan Pertanian dan Industri

Sejak adanya revolusi hijau, para petani gencar meningkatkan produksi pertanian, baik dengan ekstensifikasi pertanian maupun intensifikasi pertanian. Penggunaan pupuk kimia untuk meningkatkan kesuburan tanah, pemakaian peptisida untuk membunuh hama dan pemakaian varietas unggul merupakan syarat untuk meningkatkan produksi pertanian.

Pada awalnya, produksi pertanian meningkat, tetapi dalam jangka panjang, pemakaian pupuk secara terus-menerus mengakibatkan kesuburan tanah menjadi berkurang, dan hama menjadi kebal terhadap peptisida, sehingga penggunaan peptisida harus ditingkatkan. Pemakaian pupuk dan peptisida yang banyak telah membuat biaya pertanian menjadi meningkat, seperti yang dialami oleh para petani di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Untuk menghindarkan dari kerugian, maka para petani mulai beralih menuju sistem pertanian organik. Para petani mengolah sawah tanpa menggunakan pupuk kimia dan peptisida. Sebagai gantinya digunakan pupuk bokasi dari bahan baku jerami, rumputan, dedaunan, dedak, abu dapur, cirit ternak, batang pisang dan bahan alami lainnya. Dan digunakan kembali benih padi lokal seperti woja longko, woja laka dan sejumlah varietas lainnya yang selama ini telah lama tersingkir oleh benih padi varietas unggul.

Produksi pertanian dengan pupuk bokasi mengalami penurunan. Produksi pertanian pada luas lahan yang sama yaitu sekitar 0,75 hektar menurun antara 19-22 karung atau antara 2,375-2,750 ton gabah. Petani ketika menggunakan pupuk kimia memperoleh produksi lahan sebesar 25 karung atau 3,125 ton gabah.

Sebenarnya, dengan penggunaan sistem pertanian organik petani mendapatkan keuntungan, yaitu tidak mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk kimia dan peptisida. Dulu, petani harus mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk sebesar Rp. 800.000 dan ditambah biaya untuk membeli peptisida.

Keuntungan yang lebih besar dari pertanian organik adalah petani dapat menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak menggunakan pupuk dan peptisida, dan dapat memelihara kelestarian lingkungan dengan tidak mencemari lingkungan dari bahan kimia.

Pencemaran bahan kimia dapat merusak kesuburan tanah, ini terjadi di Rancaekek, Kab.Bandung. Dahulu Rancaekek, Kab.Bandung dikenal sebagai daerah lumbung padi dan penghasil ikan.

Petani dapat meraih keuntungan dari lahan sawahnya, karena kegiatan usaha tani padi ditumpangsarikan dengan budi daya ikan. Produksi lahan pertanian sebesar 5,5 ton/ha. Sekarang produksi padi pada luas lahan yang sama, produksi padi paling tinggi hanya 4 kg gabah kering giling sekitar 2,8 ton/ha. Untuk mencapai produksi sebesar itu jarang terjadi karena petani sering mengalami gagal panen.

Gagal panen yang dialami petani karena kualitas kesuburan tanah rendah dan produktivitas tanah menurun akibat tanah memiliki kandungan kimia beracun dan logam berat (B3). Sejak tahun 1990 di Rancaekek mulai dibangun industri tekstil.

Pabrik-pabrik tekstil membuang limbahnya ke saluran irigasi dan mencemari sawah-sawah petani. Limbah-limbah pabrik di buang ke sungai Sungai Cikijing, sedangkan sungai Cikijing merupakan saluran irigasi dan sumber pengairan sawah.

Pabrik tekstil membuang limbahnya ke saluran irigasi persawahan secara kontinu selama bertahun-tahun dan telah mengakibatkan terakumulasinya logam berat dalam tanah sehingga dapat meracuni tanaman ataupun makhluk hidup lainnya.

Logam berat meracuni tanaman dan mudah tercuci dalam tubuh tanah. Serapan logam berat oleh tanaman atau pemanfaatan air bawah tanah untuk air minum akan mempermudah masuknya logam berat ke dalam rantai makanan.

Masuknya logam berat ke dalam tanah mengganggu pertumbuhan tanaman. Keberadaan logam berat dalam tanah dapat menjadi toksin (racun) bagi tanaman, dan melalui rantai makanan akan masuk ke dalam tubuh manusia, sehingga akan menggangu kesehatan manusia.

Akibat rendahnya produksi pertanian, para petani di Rancaekek mulai menjual tanahnya dengan harga yang murah. Lahan pertanian dialihfungsikan menjadi areal industri.

Sekian pembahasan mengenai Pemanfaatan Lingkungan yang Berkelanjutan bagi Kepentingan Pertanian dan Industri, semoga dapat menjawab pertanyaan sobat, jika bukan materi artikel ini yang sobat cari, mungkin artikel dibawah ini dapat menjawabnya!