Analisa Parameter Sistem Jaringan Irigasi Permukaan - Pada pembahasan materi Agro kali ini mengenai Irigasi dan Drainase untuk materi analisa parameter sistem irigasi permukaan yang membahas mengenai hidrologi, topografi dan geologi teknik dimana termasuk didalamnya tentang curah hujan, Evaportanspirasi, Banjir Rencana, Debit Andalan, Pengukuran Sungai dan Lokasi Bendung, Pengukuran Trase Saluran, untuk lebih jelasnya dapat disimak dalam penjelasan berikut ini!
Analisa Parameter Sistem Jaringan Irigasi Permukaan
Sebelum suatu jaringan sistem irigasi permukaan dirancang, maka parameter-parameter yang menjadi bahan pertimbangan dalam merancang sistem irigasi permukaan ditentukan. Adapun parameter tersebut adalah data tentang kondisi daerah yang akan dibangun sistem irigasinya dan lingkungan sekitarnya. Data-data tersebut harus diselidiki secara akurat sesuai dengan kondisi lapangan.Analisa Parameter Sistem Jaringan Irigasi Permukaan |
Adapun data yang dibutuhkan dalam merencakan sistem irgasi adalah sebagai berikut, yaitu data (1) hidrologi, (2) topografi dan (3) geologi teknik.
a. Data Hidrologi
Parameter-parameter data hidrologi yang sangat penting untuk perencanaan jaringan irigasi adalah curah hujan, laju evapotranspirasi, debit puncak dan debit harian, angkutan sedimen.
Curah hujan
Analisis curah hujan dilakukan dengan maksud untuk menentukan :
- Curah hujan efektif untuk menghitung kebutuhan irigasi. Curah hujan efektif atau andalan adalah bagian dari keseluruhan curah hujan yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air tanaman.
- Curah hujan berlebih (excess rainfall) dipakai untuk menghitung kebutuhan pembuangan atau drainase dan debit (banjir).
Untuk analisis curah hujan efektif, curah hujan di musim kemarau dan penghujan akan sangat penting artinya. Untuk curah hujan lebih, curah hujan di musim penghujan yaitu bulan-bulan turun hujan. Untuk kedua tujuan tersebut data curah hujan harian akan dianalisis untuk mendapatkan tingkat ketelitian yang dapat diterima. Data curah hujan harian yang meliputi periode sedikitnya 10 tahun akan diperlukan.
Evaportanspirasi
Analisis mengenai evapotraspirasi diperlukan untuk menentukan besarnya laju evapotranspirasi tanaman yang akan dipakai untuk menghitung kebutuhan air irigasi, dan kalau perlu untuk studi neraca air di daerah aliran sungai. Studi ini mungkin dilakukan bila tidak tersedia data aliran dalam jumlah yang cukup.
Data-data iklim yang diperlukan untuk perhitungan ini adalah yang berkenaan dengan:
- Suhu, yaitu suhu harian maksimum, minimum dan rata-rata.
- Kelembaban relatif.
- Sinar matahari yaitu lamanya matahari bersinar dalam sehari.
- Kondisi angin, meliputi kecepatan dan arah angin.
- Laju evaporasi yaitu evaporasi harian.
Data-data tersebut di atas adalah standar bagi stasiun-stasiun agrometerologi. Jangka waktu pencatatan untuk keperluan analisis yang cukup tepat dan andal adalah sekitar sepuluh tahun.
Banjir Rencana
Banjir rencana adalah debit maksimum di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang rata-rata yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan tanpa membahayakan jaringan irigasi dan stabilitas bangunan- bangunan.
Debit banjir ditetapkan dengan cara menganalisis debit puncak, dan biasanya dihitung berdasarkan hasil pengamatan harian tinggi muka air. Untuk keperluan analisis yang cukup tepat dan andal, catatan data yang dipakai harus paling tidak mencakup waktu 20 tahun.
Faktor lain yang lebih sulit adalah tidak adanya hasil pengamatan tinggi muka air atau debit puncak dari catatan data yang tersedia. Data debit puncak yang hanya mencakup jangka waktu yang pendek akan mempersulit dan bahkan berbahaya bagi si pengamat.
Harga–harga debit rencana sering ditentukan dengan menggunakan metode hidrologi empiris, atau analisis dengan menghubungkan harga banjir dengan harga curah hujan.
Debit Andalan
Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai untuk kemung-kinan terpenuhi yang sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk irigasi. Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80% (kemungkinan bahwa debit sungai lebih rendah dari debit andalan adalah 20%). Debit andalan ditentukan untuk periode tengah – bulanan. Debit minimum sungai dianalisis atas dasar data debit harian sungai. Agar analisisnya cukup tepat dan andal, catatan data yang diperlukan harus meliputi jangka waktu paling sedikit 20 tahun. Jika persyaratan ini tidak bisa dipenuhi, maka metode hidrologi analitis dan empiris bisa dipakai.
Dalam menghitung debit andalan, harus dipertimbangkan air yang diperlukan dari sungai di hilir pengambilan. Dalam praktek ternyata debit andalan dari waktu kewaktu mengalami penurunan seiring dengan penurunan fungsi daerah tangkapan air.
Penurunan debit andalan dapat menyebabkan kinerja irigasi berkurang yang mengakibatkan pengurangan areal persawahan. Antisipasi keadaan ini perlu dilakukan dengan memasukan faktor koreksi besaran 80% - 90% untuk debit andalan. Faktor koreksi tersebut tergantung pada kondisi perubahan DAS.
b. Data Topografi
Data topografi lahan merupakan data penting yang sangat menentukan keber-fungsian jaringan irigasi permukaan. Pengukuran dan pemetaan topografi merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan dalam perencanaan sistem irigasi permukaan.
Pemetaan bisa didasarkan pada pengukuran di lapangan secara penuh, sehingga dihasilkan peta topografi yang dilengkapi dengan garis konturnya. Untuk sistem irigasi dengan luas lahan sekitar 10.000 ha atau lebih biasanya didasarkan pada peta foto udara dengan dilengkapi detail topografinya.
Persyaratan untuk pembuatan peta topografi umum dirinci sebagai berikut, yaitu:
- Potret bentuk tanah (landform) harus memiliki relief mikro dengan bentuk fisik yang jelas, hal ini akan langsung menentukan tata letak dan lokasi saluran irigasi, saluran pembuang dan jalan.
- Ketelitian ketinggian permukaan lahan.
Di daerah datar, kemiringan saluran sebaiknya kurang dari 10 cm/km. Ketepatan dalam hal ketinggian adalah penting sekali karena hal ini akan menunjukkan apakah suatu layanan sistem irigasi dan drainase (pembuangan) akan berfungsi.
Di daerah yang memiliki lahan curam, layanan sistem irigasi dan sistem drainase sangat tergantung pada kemiringan lahan dan ketinggian, sesuai dengan interval garis kontur dengan ketentuan, sebagai berikut :
- tanah datar < 2 % dengan interval 0,5 m
- tanah berombak dan landai 2-5 % dengan interval 1,0 m
- berbukit-bukit 5 - 20 % dengan interval 2,0 m
- bergunung-gunung >20 % dengan interval 5,0 m
C. Geologi Teknik
Geologi Teknik (Engineering Geology) adalah aplikasi ilmu geologi dalam praktek rekayasa enjiniring (engineering practice) yang bertujuan memastikan faktor-faktor geologi yang mempengaruhi lokasi, desain, konstruksi dan perawatan enjiniring telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang.Sejarah dan Perkembangan Geologi Teknik
Ilmu geologi modern sudah ada sejak abad ke-18, namun ilmu dan praktek Geologi Teknik (Engineering Geology) belum diakui sebagai suatu disiplin ilmu sampai akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Buku pertama berjudul "Engineering Geology" diterbitkan tahun 1880 oleh William Penning. Pada tahun 1925, Karl Terzaghi, seorang ahli teknik dan geologi dari Austria, menerbitkan buku pertama tentang mekanika tanah dalam bahasa Jerman "Erdbaumechanik". Terzaghi yang dikenal sebagai Bapak Mekanika Tanah, memiliki minat besar di bidang geologi dan menganggap mekanika tanah sebagai bagian dari ilmu Geologi Teknik.
Kebutuhan ahli Geologi Teknik mendapat perhatian dunia pada tahun 1928 pada saat gagalnya Bendungan St. Francis di California yang menyebabkan hilangnya 426 nyawa. Beberapa kegagalan pekerjaan rekayasa enjiniring pada tahun-tahun berikutnya juga mendorong peningkatan kebutuhan ahli Geologi Teknik untuk bekerja pada proyek-proyek rekayasa berskala besar.
Ruang Lingkup Geologi Teknik
Dalam proyek rekayasa enjiniring, ahli Geologi Teknik menyelidiki dan memberikan rekomendasi geologi dan geoteknik, analisis, dan desain yang berhubungan dengan proyek terkait. Studi Geologi Teknik dapat dilakukan sejak tahap perencanaan, saat enjiniring desain, saat konstruksi dan pasca konstruksi. Pekerjaan yang dilakukan ahli Geologi Teknik meliputi penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat material, pergerakan tanah dan stabilitas lereng, erosi, banjir, pengeringan, investigasi seismik, dan sebagainya.
Sekian pembahasan materi mengenai Analisa Parameter Sistem Jaringan Irigasi Permukaan dan juga hidrologi, topografi dan geologi teknik dimana termasuk didalamnya tentang curah hujan, Evaportanspirasi, Banjir Rencana, Debit Andalan, Pengukuran Sungai dan Lokasi Bendung, Pengukuran Trase Saluran semoga dapat mudah dipahami, selamat belajar!