Pengertian Bidang-bidang Manajemen Produksi - Pada pembahasan materi ekonomi kali ini mengenai Pengertian dari Bidang-bidang Manajemen Produksi berikut juga Tujuan umum dari manajemen produksi, Desain Proses, Manajemen persediaan dan Manajemen dan kontrol kualitas untuk lebih jelasnya dapat disimak dalam penjelasan berikut ini!
Menurut Earl P. Strong, manajemen dapat dibedakan menjadi beberapa bidang manajemen, yaitu administrative management, financial management, factory and production management, marketing management, purchasing and warehouse management, building and space management, personel management, office management, records management, dan intemational management. Berikut ini kita bahas beberapa bidang managerial.
Tujuan umum dari manajemen produksi adalah untuk menciptakan nilai tambah pada organisasi, dan membantu pencapaian keunggulan bersaing yang berkesinambungan, dengan pemuasan keinginan konsumen atas produk organisasi tersebut.
Dari pengertian di atas, maka tugas manajer produksi bertanggung jawab untuk memproduksi barang atau jasa dalam suatu organisasi, membuat keputusan mengenai fungsi operasi atau transformasi sistem yang digunakan, dan mengembangkan keputusan yang telah dibuat menjadi keputusan yang lebih baik untuk masa yang akan datang.
Aspek-aspek yang menjadi perhatian para manajer produksi dalam upaya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya adalah desain proses, manajemen persediaan, manajemen, dan kontrol kualitas.
a. Desain Proses
Pada perusahaan yang bergerak dalam pencetakan majalah, besarnya penjualan majalah sudah dapat diperkirakan, karena sebagian besar pembelian adalah pesanan dan para pelanggan. Dalam hal ini manajer produksi dapat menetapkan berapa banyak mesin cetak yang harus disediakan. Berbeda dengan restoran, yang sulit memperkirakan berapa banyak konsumen yang akan datang membeli. Sang manajer operasi harus hati-hati menyiapkan persediaan dalam jumlah tertentu dan kemudian apabila persediaan sudah menipis dapat segera memasak lagi.
Sebelum mengerjakan suatu proses produksi, perlu diketahui terlebih dahulu: sifat, pola, pesanan, dan pola pembuatan suatu barang. Seperti kita ketahui, ada barang yang dibuat setelah ada pesanan, atau sebaliknya produsen dengan keyakinan tertentu membuat persediaan barang dalam jumlah tertentu, dan kemudian memasarkannya. Dua konsep yang berbeda ini akan memengaruhi barang modal, yang harus disediakan oleh departemen produksi.
Berdasarkan kontinuitas, proses produksi dibedakan menjadi dua, yaitu proses produksi yang berlangsung kontinu dan berselingan.
1) Proses produksi kontinu
Proses produksi kertas, gula, semen, dan karet berlangsung secara kontinu. Mengapa demikian? Proses produksi terus menerus atau proses produksi kontinu merupakan suatu proses produksi yang mengolah bahan-bahan secara berurutan, melalui beberapa tingkat pengerjaan, hingga bahan yang diolah berubah menjadi barang jadi. Dengan demikian bahan-bahan itu mengalir terus-menerus tanpa berhenti, dari satu mesin pindah ke mesin benkutnya, sampai akhirnya bahan tersebut ketika keluar dari mesin terakhir, sudah berubah bentuk menjadi barang jadi.
2) Proses produksi berselingan
Proses pembuatan mobil atau perakitan mobil berlangsung secara bertahap. Ada bagian yang membuat kerangka, ada bagian yang mengerjakan kaca-kacanya, ada bagian yang membuat bannya, dan sebagainya. Kemudian apabila tiap-tiap bagian itu sudah selesai dengan tugasnya, semua produksi yang dihasilkan oleh tiap-tiap bagian tadi digabungkan atau dirakit (assembling) menjadi satu, sehingga menjadi sebuah mobil.
Contoh lain adalah perusahaan televisi, lemari es, dan radio. Karena pembuatan masing-masing komponen tersebut tidak dapat selesai dalam waktu yang sama, maka komponen yang selesai lebih dulu terpaksa harus menunggu penyelesaian komponen yang lain. Jadi barang tersebut tidak dapat diproses secara berurutan.
Proses produksi berselingan atau proses produksi intermitten, merupakan proses produksi, yang bahan-bahannya tidak mengalir secara terus-menerus, tetapi setiap kali terputus atau berhenti, kemudian digabungkan menjadi suatu barang jadi.
c. Manajemen dan kontrol kualitas
Kualitas barang yang diproduksi, sepenuhnya tergantung pada bagian produksi suatu perusahaan. Seluruh kegiatan, mulai dari pembelian bahan mentah hingga menjadi barang jadi, merupakan tanggung jawab bagian produksi.
Biasanya karyawan bagian produksi tidak pernah menyadari, bahwa selama proses produksi berlangsung, bisa terjadi kemungkinan terbuangnya bahan mentah, bahan setengah jadi, atau barang jadi, karena kesalaban dalam pemilihan bahan mentah atau kesalaban dalam mengoperasikan peralatan, yang jika diakumulasikan ternyata jumlahnya tidak sedikit.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka hal-hal yang dapat dilakukan adalah menetapkan suatu kebijakan kualitas yang diterapkan pada setiap lapisan organisasi, baik mulai dari bagian pembelian sampai bagian pengepakan. Penggunaan metode statistik untuk mengukur prestasi kerja masing-masing bagian, dan penerapan metode dinamika organisasi untuk menumbuhkan sikap pengembangan kualitas yang berkesinambungan.
Usaha pengkaitan daya saing yang kompetitif dalam menghasilkan produk-produk perlu penyesuaian dengan perkembangan iptek. Jadi manajemen produksi mencakup kegiatan sekarang yang sedang dikerjakan dan kegiatan pada masa yang akan datang.
Secara skematis bidang manajemen produksi dapat dilihat di bawah ini.
Pasca Perang Dunia II pendekatan manajemen produksi yang berorientasi pada keuntungan dapat mengatasi keadaan dalam waktu yang relatif lama di Amerika, Jepang, dan Eropa. Sekitar 197O—an sistem produksi mengalami perubahan besar, yaitu adanya penghargaan besar terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dengan pengendalian polusi, kesejahteraan, dan keamanan.
Manajemen dengan penekanan pada manajemennya berdasarkan sasaran atau orientasi suatu badan usaha/perusahaan. Dengan peningkatan kapasitas produksi dan otomatisasi (penggunaan mesin-mesin), menuntut tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi yang profesional.
Dengan demikian, manajemen produksi yang awalnya berarti manajemen di dalam pabrik, kini telah berkembang menjadi ide komprehensif yang berhubungan langsung dengan strategi perusahaan. Metodologi pendekatan manajemen produksi terus mengalami perubahan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sekian pembahasan mengenai Pengertian dari Bidang-bidang Manajemen Produksi berikut juga Tujuan umum dari manajemen produksi, Desain Proses, Manajemen persediaan dan Manajemen dan kontrol kualitas, selamat belajar!
Pengertian Bidang-bidang Manajemen Produksi
Manajemen dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Konsep atau prinsip-prinsip manajemen bersifat fleksibel terhadap berbagai kondisi dan waktu. Manajernen dapat dibedakan atas berbagai bidang manajerial seperti manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen personalia, dan manajemen administrasi atau akuntansi.
Pengertian bidang manajemen produksi |
Menurut Earl P. Strong, manajemen dapat dibedakan menjadi beberapa bidang manajemen, yaitu administrative management, financial management, factory and production management, marketing management, purchasing and warehouse management, building and space management, personel management, office management, records management, dan intemational management. Berikut ini kita bahas beberapa bidang managerial.
Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan, agar barang atau jasa yang akan dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan.
Tujuan umum dari manajemen produksi adalah untuk menciptakan nilai tambah pada organisasi, dan membantu pencapaian keunggulan bersaing yang berkesinambungan, dengan pemuasan keinginan konsumen atas produk organisasi tersebut.
Dari pengertian di atas, maka tugas manajer produksi bertanggung jawab untuk memproduksi barang atau jasa dalam suatu organisasi, membuat keputusan mengenai fungsi operasi atau transformasi sistem yang digunakan, dan mengembangkan keputusan yang telah dibuat menjadi keputusan yang lebih baik untuk masa yang akan datang.
Aspek-aspek yang menjadi perhatian para manajer produksi dalam upaya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya adalah desain proses, manajemen persediaan, manajemen, dan kontrol kualitas.
a. Desain Proses
Pada perusahaan yang bergerak dalam pencetakan majalah, besarnya penjualan majalah sudah dapat diperkirakan, karena sebagian besar pembelian adalah pesanan dan para pelanggan. Dalam hal ini manajer produksi dapat menetapkan berapa banyak mesin cetak yang harus disediakan. Berbeda dengan restoran, yang sulit memperkirakan berapa banyak konsumen yang akan datang membeli. Sang manajer operasi harus hati-hati menyiapkan persediaan dalam jumlah tertentu dan kemudian apabila persediaan sudah menipis dapat segera memasak lagi.
Sebelum mengerjakan suatu proses produksi, perlu diketahui terlebih dahulu: sifat, pola, pesanan, dan pola pembuatan suatu barang. Seperti kita ketahui, ada barang yang dibuat setelah ada pesanan, atau sebaliknya produsen dengan keyakinan tertentu membuat persediaan barang dalam jumlah tertentu, dan kemudian memasarkannya. Dua konsep yang berbeda ini akan memengaruhi barang modal, yang harus disediakan oleh departemen produksi.
Berdasarkan kontinuitas, proses produksi dibedakan menjadi dua, yaitu proses produksi yang berlangsung kontinu dan berselingan.
1) Proses produksi kontinu
Proses produksi kertas, gula, semen, dan karet berlangsung secara kontinu. Mengapa demikian? Proses produksi terus menerus atau proses produksi kontinu merupakan suatu proses produksi yang mengolah bahan-bahan secara berurutan, melalui beberapa tingkat pengerjaan, hingga bahan yang diolah berubah menjadi barang jadi. Dengan demikian bahan-bahan itu mengalir terus-menerus tanpa berhenti, dari satu mesin pindah ke mesin benkutnya, sampai akhirnya bahan tersebut ketika keluar dari mesin terakhir, sudah berubah bentuk menjadi barang jadi.
2) Proses produksi berselingan
Proses pembuatan mobil atau perakitan mobil berlangsung secara bertahap. Ada bagian yang membuat kerangka, ada bagian yang mengerjakan kaca-kacanya, ada bagian yang membuat bannya, dan sebagainya. Kemudian apabila tiap-tiap bagian itu sudah selesai dengan tugasnya, semua produksi yang dihasilkan oleh tiap-tiap bagian tadi digabungkan atau dirakit (assembling) menjadi satu, sehingga menjadi sebuah mobil.
Contoh lain adalah perusahaan televisi, lemari es, dan radio. Karena pembuatan masing-masing komponen tersebut tidak dapat selesai dalam waktu yang sama, maka komponen yang selesai lebih dulu terpaksa harus menunggu penyelesaian komponen yang lain. Jadi barang tersebut tidak dapat diproses secara berurutan.
Proses produksi berselingan atau proses produksi intermitten, merupakan proses produksi, yang bahan-bahannya tidak mengalir secara terus-menerus, tetapi setiap kali terputus atau berhenti, kemudian digabungkan menjadi suatu barang jadi.
Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan atas beberapa bidang, antara lain sebagai berikut.
- Proses ekstraktif
Pertambangan, pertanian, dan perikanan melakukan proses produksi ekstraktif. Proses akstraktif yaitu proses produksi dengan mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Proses ini terdapat dalam industri produksi dasar.
- Proses fabrikasi (proses pengubahan)
Perusahaan sepatu dan perusahaan mebel melakukan proses produksi fabrikasi. Proses fabrikasi adalah proses pengubahan bahan mentah menjadi barang jadi dalam bentuk yang lain.
- Proses analitik
Perusahaan minuman dan perusahaan buku tulis termasuk perusahaan yang melakukan proses produksi analitik. Proses ini memisahkan suatu bahan menjadi beberapa macam bahan yang mirip dengan bentuk aslinya.
- Proses sintetik
Proses pembuatan obat, proses pembuatan barang pecah belah, dan pembuatan biskuit termasuk proses sintetik. Proses sintetik adalah suatu proses pengkombinasian beberapa bahan ke dalam satu bentuk produk, dan produk tersebut akan sangat berbeda dari bentuk aslinya.
- Proses perakitan
Perusahaan televisi, radio, lemari es, serta industri mobil dan motor melalui proses perakitan dalam menghasilkan output. Proses ini dilakukan dengan cara menggabungkan komponen-komponen sehingga menjadi produk akhir, dan produk akhir ini terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan.
- Proses penciptaan jasa-jasa administrasi
Lembaga konsultasi dalam bidang perpajakan, kantor akuntan, dan konsultan AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) merupakan contoh perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Ada kalanya perusahaan memerlukan data atau informasi secara tepat dan cepat. Oleh karena informasi itu banyak jumlah dan jenisnya, maka diperlukan suatu bagian tersendiri untuk menangani masalah tersebut.
b. Manajemen persediaan
Manajemen persediaan sangat berperan dalam keberhasilan suatu perusahaan pada saat menjual produknya. Kegagalan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan yang mendadak, dapat berakibat fatal dengan larinya para pelanggan ke perusahaan sejenis lainya. Di sisi lain, persediaan yang berlebihan akan memakan biaya yang banyak. Dari dua segi kepentingan yang saling bertolak belakang tersebut, manajer produksi dituntut agar dapat mengoptimalkan keduanya.
b. Manajemen persediaan
Manajemen persediaan sangat berperan dalam keberhasilan suatu perusahaan pada saat menjual produknya. Kegagalan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan yang mendadak, dapat berakibat fatal dengan larinya para pelanggan ke perusahaan sejenis lainya. Di sisi lain, persediaan yang berlebihan akan memakan biaya yang banyak. Dari dua segi kepentingan yang saling bertolak belakang tersebut, manajer produksi dituntut agar dapat mengoptimalkan keduanya.
c. Manajemen dan kontrol kualitas
Kualitas barang yang diproduksi, sepenuhnya tergantung pada bagian produksi suatu perusahaan. Seluruh kegiatan, mulai dari pembelian bahan mentah hingga menjadi barang jadi, merupakan tanggung jawab bagian produksi.
Biasanya karyawan bagian produksi tidak pernah menyadari, bahwa selama proses produksi berlangsung, bisa terjadi kemungkinan terbuangnya bahan mentah, bahan setengah jadi, atau barang jadi, karena kesalaban dalam pemilihan bahan mentah atau kesalaban dalam mengoperasikan peralatan, yang jika diakumulasikan ternyata jumlahnya tidak sedikit.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka hal-hal yang dapat dilakukan adalah menetapkan suatu kebijakan kualitas yang diterapkan pada setiap lapisan organisasi, baik mulai dari bagian pembelian sampai bagian pengepakan. Penggunaan metode statistik untuk mengukur prestasi kerja masing-masing bagian, dan penerapan metode dinamika organisasi untuk menumbuhkan sikap pengembangan kualitas yang berkesinambungan.
Usaha pengkaitan daya saing yang kompetitif dalam menghasilkan produk-produk perlu penyesuaian dengan perkembangan iptek. Jadi manajemen produksi mencakup kegiatan sekarang yang sedang dikerjakan dan kegiatan pada masa yang akan datang.
Pengertian bidang manajemen produksi. Skematis bidang manajemen produksi |
Pasca Perang Dunia II pendekatan manajemen produksi yang berorientasi pada keuntungan dapat mengatasi keadaan dalam waktu yang relatif lama di Amerika, Jepang, dan Eropa. Sekitar 197O—an sistem produksi mengalami perubahan besar, yaitu adanya penghargaan besar terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dengan pengendalian polusi, kesejahteraan, dan keamanan.
Manajemen dengan penekanan pada manajemennya berdasarkan sasaran atau orientasi suatu badan usaha/perusahaan. Dengan peningkatan kapasitas produksi dan otomatisasi (penggunaan mesin-mesin), menuntut tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi yang profesional.
Dengan demikian, manajemen produksi yang awalnya berarti manajemen di dalam pabrik, kini telah berkembang menjadi ide komprehensif yang berhubungan langsung dengan strategi perusahaan. Metodologi pendekatan manajemen produksi terus mengalami perubahan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sekian pembahasan mengenai Pengertian dari Bidang-bidang Manajemen Produksi berikut juga Tujuan umum dari manajemen produksi, Desain Proses, Manajemen persediaan dan Manajemen dan kontrol kualitas, selamat belajar!